Kejang Demam Ancam Otak Anak2 | OTC Digest

Kejang Demam Ancam Otak Anak 2

Risiko kekambuhan kejang demam meningkat jika terjadinya kejang pada usia dini, cepatnya anak mengalami kejang setelah demam timbul, suhu tubuh rendah saat kejang, dan riwayat keluarga.

Data statistik menunjukkan bahwa setelah kejang demam pertama, sekitar 33% anak akan mengalami satu kali kekambuhan, dan sekitar 9% anak kambuh tiga kali atau lebih. Sedangkan anak yang menderita kejang demam kemudian diikuti dengan kejang tanpa demam, berisiko lima kali lebih besar menderita retardasi mental.

Karena itu, “Kejang demam harus segera diatasi agar tidak terjadi kekambuhan. Juga agar kejang tidak berlangsung lama,” ujar dr. Dwi P. Widodo.

Selain memberi pertolongan pertama, yang tidak kalah penting adalah segera membawa anak yang ke dokter. Obat antipiretik (penurun panas) dapat menolong menurunkan demam, tetapi tidak dapat mencegah terjadinya kejang.

“Untuk mengatasi kejangnya, dokter biasanya memberikan terapi awal dengan obat antikejang melalui infus atau per rektal,” jelas dr. Dwi.

Setelah anak sadar kembali, suhu tubuhnya perlu segera diturunkan. Menurut dr. Dwi, demam yang berkelanjutan berdampak negatif bagi anak. Pertama, kemungkinan terjadinya dehidrasi akibat peningkatan penguapan cairan tubuh. Kedua, demam menyebabkan kekurangan oksigen. Ketiga, demam di atas 42°C, dapat menyebabkan kerusakan saraf, meski sangat jarang terjadi. “Karena itu, penting untuk menormalkan suhu tubuh anak,” ia menegaskan.

Lepaskan pakaian anak dan berilah ia banyak minum. Baringkan anak di ruangan yang sejuk, usap kepala dan tubuhnya dengan air hangat. Bila usia anak di atas 2 bulan, berikan parasetamol dengan dosis sesuai anjuran. Bila demamnya tidak mereda dan usia anak lebih dari 6 bulan, dapat diberikan ibuprofen sesuai dosis anjuran.

Tetap Tenang

Menurut dr. Dwi, saat terjadi kejang demam, orangtua sebaiknya menghadapinya setenang mungkin. Beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua sebagai pertolongan pertama, adalah:

  • Baringkan anak di tempat yang datar dengan posisi miring. Hal ini dimaksudkan agar air liur atau muntah dapat mengalir ke luar dari mulut, sehingga anak tidak tersedak dan tidak menyumbat jalan napas.
  • Segera longgarkan pakaian dan lepas semua atribut yang menghambat saluran pernapasan. Jangan meletakkan benda apa pun dalam mulut anak, karena benda  tersebut justru  dapat menghambat jalan napas.
  • Untuk mencegah luka, jauhkan benda-benda keras dan tajam dari anak.
  • Anak jangan dipegangi untuk melawan kejang. Umumnya, sebagian besar kejang berlangsung singkat dan tidak memerlukan penanganan khusus. Namun, jika kejang terus berlanjut selama lebih dari lima menit, anak harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
  • Bila tersedia, berikan obat antikejang diazepam untuk menghentikan kejang, terutama bila kejang berlangsung lebih dari lima menit.
  • Setelah kejang berhenti, anak perlu dibawa ke dokter untuk meneliti penyebab demam. Terutama jika ada kekakuan leher, muntah-muntah yang berat, atau anak tampak lemas. (puj)

 

Baca juga: Kejang Demam Ancam Otak Anak 1