Kondisi kulit akibat psoriasis menimbulkan ketidaknyamanan, terutama untuk penderita, dan orang lain. Ini semakin diperkuat oleh mitos terkait psoriasis yang belum tentu kebenarannya, antara lain dianggap menular.
Psoriasis merupakan penyakit autoimun dan peradangan kronis, utamanya menyerang kulit. National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Disease (NIAMS) menyatakan penyakit ini menyebabkan munculnya ruam merah, kulit kering dan menebal, serta bersisik-sisik putih. Terkadang, juga disertai dengan gatal dan nyeri.
Belum jelas penyebab psoriasis, namun dicurigai ada faktor genetik. Dilaporkan bahwa 30% pasien memiliki riwayat psoriasis dalam keluarganya.
“Mitos terkait psoriasis kerap kali disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan kesadaran tentang kondisi tersebut,” ujar Noor Hanif Said, MBBS, dermatologis dan direktur medis di Renaissance Dermatology, Singapura. “Stigmatisasi kondisi kulit dapat menyebabkan kesalahpahaman.”
Bebarapa mitos terkait psoriasis yang beredar di masyarakat, dan sebaiknya jangan dipercaya antara lain:
1. Psoriasi menular
Psoriasis bisa membuat kulit tampak ‘mengerikan’, sehingga banyak orang yang menghindar untuk bertemu, duduk satu meja atau berjabat tangan dengan penderita psoriasis.
Dan banyak orang percaya Anda bisa tertular psoriasis dari kontak fisik, bahkan kontaks seksual. Beberapa penyakit kulit memang menular, kutu air (athlete’s foot) misalnya, yang menyebabkan kulit mengelupas, lepuh dan gatal, seperti halnya psoriasis.
Tetapi kutu air disebabkan oleh jamur, oleh karena itu bisa menular dari orang ke orang, seperti di ruang ganti gym atau area kolam renang.
Sementara psoriasis adalah kondisi autominum yang berarti disebabkan oleh sistem imun tubuh salah menyerang sel-sel sehat, dr Hanif menjelaskan, melansir Livestrong. “Singkatnya, Anda tidak bisa tertular psoriasis dari orang lain,” imbuhnya.
2. Psoriasis sama seperti eksim
Mata awam sulit membedakan antara psoriasis dan eksim, keduanya melibatkan iritasi dan peradangan kulit. Tetapi keduanya tidak sama, perbedaan utamanya ada di kapan penyakit muncul, lokasi dan gejala khas.
Menurut National Eczema Association (NEA), eksim umumnya dimulai sejak anak-anak, bahkan sejak bayi. Sementara psoriasis mulai muncul di usia remaja hingga pertengahan 30-an.
Kedua, eksim diketahui mempengaruhi lipatan tubuh, seperti siku, lutut, pergelangan tangan dan leher. Psoriasis dapat tumbuh di mana saja, meskipun NEA mencatat penyakit ini juga ditemukan di siku luar, lutut dan telapak tangan, serta kulit kepala, kaki, mulut dan punggung bawah.
Terakhir, tingkat keparahan gatal dapat membantu membedakan eksim dan psoriasis. Eksim cenderung terasa sangat gatal, sementara psoriasis biasanya terasa menyengat, seperti terbakar atau hanya sedikit gatal.
3. Psoriasis disebabkan oleh jamur atau infeksi lain
Salah satu mitos terkait psoriasis yang banyak dipercaya adalah kondisi ini merupakan infeksi jamur atau parasit lain.
Sekali lagi, psoriasis muncul sebagai respons imun yang terlalu aktif, menyebabkan sel-sel kulit tumbuh dengan cepat. Tidak disebabkan oleh bakteri, jamur, virus atau faktor eksternal lainnya.
4. Psoriasis karena higienitas yang buruk
Mitos terkait psoriasis yang seringkali menyakitkan adalah disebabkan oleh kebersihan yang buruk, alias “Anda jorok”.
“Psoriasis tidak begitu saja bisa diperbaiki dengan mencuci tangan atau mandi lebih sering,” kata Dr. Allison Leer, spesialis kulit di Unity Skincare, Dallas, Texas.
Bahkan faktanya, imbuh Dr. Leer, banyak penderita penyakit kulit kronis yang ekstra berhati-hati dan perhatian terhadap kesehatan kulit mereka, dibandingkan orang lain tanpa masalah kulit.
5. Psoriasis dapat disembuhkan
Sayangnya hingga saat ini psoriasis – sebagaimana penyakit autoimun lain – belum bisa disembuhkan.
Pengobatan psoriasis sifatnya untuk mengontrol gejala dan mencegah kekambuhan, antara lain dengan pemberian krim atau losion (seperti krim steroid, pelembap, vitamin dan krim retinol). Juga dengan terapi sinar (phototherapy) dan obat penekan sistem imun (misalnya methotrexate).
Pilihan terapi sangat bergantung pada jenis dan keparahan psoriasis, tetapi perubahan gaya hidup dan strategi perawatan di rumah dapat membantu mengelola gejala.
“Modifikasi gaya hidup seperti menjaga berat badan, berhenti merokok dan manajemen stres dapat mencegah gejala tersebut,” terang Dr. Leer. Kekambuhan bisa dipicu oleh stres, trauma, infeksi tertentu (misalnya ISPA), obesitas dan konsumsi alkohol.
Olahraga juga membantu mencegah kekambuhan. Beberapa orang percaya bahwa olahraga justru memicu kekambuhan, tetapi riset tahun 2018 di jurnal Medicine menemukan bila aktivitas fisik efektif menurunkan keparahan psoriasis.
National Psoriasis Foundation menyarankan olahraga intensitas sedang sekitar 30 menit dan olahraga beban minimal 5 kali seminggu. (jie)