Sejak SMA dr. Evelina Suzanna, Sp.PA tidak makan daging merah. “Nenek dari ibu saya meninggal karena kanker usus. Lagi pula, saya tidak suka baunya,” ujar dokter spesialis patologi anatomi yang prakti di RS Kanker Dharmais, Jakarta.

Ia mengingatkan, menghindari daging merah hanya untuk orang yang memiliki riwayat kanker usus besar dalam keluarga, atau pernah mengalami kanker usus besar.  “Kalau kanker lain, apalagi dalam masa pengobatan, justru perlu makan banyak protein.” 

Daging merah merupakan salah satu sumber protein yang baik. Juga kaya akan zat besi, sehingga bisa memperbaiki anemia yang kerap terjadi pada pasien kanker. Sel kanker menghancurkan protein, sedangkan pengobatan kanker seperti operasi dan radiasi menimbulkan luka. “Kalau proteinnya kurang, bagaimana luka-luka itu bisa sembuh?”

(Baca juga: Minimalkan Risiko Kanker dengan Pola Makan Ini)

Meski sehari-hari tidak makan daging, ia tidak rewel. Berusaha tidak mengeluh dengan segala makanan, apalagi ia hobi traveling. Harus siap dengan makanan lokal apapun yang tersedia. Misalnya tidak ada pilihan selain daging, “Ya sudah jangan rewel, makan saja.”

Selama makanan itu masih pantas, dalam artian tidak aneh-aneh, ia nikmati saja. Sesekali ia masih makan rendang. “Kalau ada dimakan, tapi nggak nyari.”

Ia bersyukur, pernah menginjakkan kaki di semua benua. “Tapi kembali lagi, kalau alam, yang paling bagus Indonesia.” Di Medan, ia pernah menyaksikan matahari terbenam di tengah sawah. Saat itu, waktu dan lokasinya begitu pas sehingga matahari tampak sangat besar; cantik sekali saat sunset.

Ia juga sangat menikmati gunung, hingga menjelajah ke gua Petruk yang penuh kelelawar. Prinsipnya, nyaman dalam setiap perjalanan dan tidak menyiksa. “Petualangan yang sedikit memacu adrenalin boleh juga. Kadang saya suka lupa usia, hahaha.” (nid)