Membuat Anak Lebih Kritis dan Kreatif selama PJJ

Membuat Anak Lebih Kritis dan Kreatif selama PJJ

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) terutama mungkin sudah sampai ke titik jenuh, baik bagi anak maupun orang tua. Terutama bagi anak yang masih relatif kecil, hingga kelas 4 SD. Rasa bosan makin melanda anak, dan makin malas-malasan sekolah secara daring. Jangan putus asa ya Pak, Bu. Jadikan PJJ momen untuk membuat anak lebih kritis dan kreatif.

Kuncinya, orang tua harus mau mendampingi anak belajar. “Sejatinya, pendidikan pertama dan utama datang dari rumah. Sebelum pandemi, anak-anak seharian di sekolah. Sekarang, pendidikan anak jadi tanggung jawab kita,” ujar praktisi pendidikan dan komunikasi Dr. Vivid F. Argarini.

Ini lebih mudah dilakukan bila orang tua pun masih bekerja dari rumah; cukup mengatur waktu dan membagi jadwal dengan baik. Tantangannya tentu lebih sulit bila orang tua sudah mulai kembali bekerja ke kantor. Tapi bukannya tidak mungkin. “Berikan delegasi kepada asisten di rumah. Mungkin mbak, atau anggota keluarga yang lain. Itninya sama-sama semangat dulu,” tegas Vivid.

Agar anak lebih kritis dan kreatif selama PJJ

PJJ tak ubahnya home schooling. Di luar sekolah daring, banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan anak. Tidak perlu heboh dan mahal. Aktivitas sederhana seperti melibatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga, bisa menjadi media pembelajaran untuk membuat anak lebih kritis dan kreatif.

Misalnya, ajaklah anak ikut ke dapur. Banyak sekali pembelajaran yang bisa dilakukan di dapur. “Anak bisa belajar bentuk dalam matematika, misalnya bentuk talenan, wajan. Anak-anak juga belajar mengenal aneka bumbu, dan menyadari betapa kayanya alam Indonesia,” tutur Vivid.

Di akhir pekan misalnya, anak bisa diajak membantu mencuci mobil atau motor. Di sini, kita bisa mengakarkan anak mengenai mengenai tekanan air saat air disemprotkan melalui selang. Atau reaksi kimia yang terjadi saat sabun bercampur dengan air.

Berkebun? Mengapa tidak. Anak anak mengamati proses biji menjadi kecambah, bertunas, mengeluarkan daun sejati, hingga tumbuh menjadi tanaman. Mengamati proses metamorphosis dari telur, ulat, kepompong hingga akhirnya menjadi kupu-kupu, tak kalah mengasyikkan.

Berbagai mainan bisa dimanfaatkan untuk mengisi waktu luang, sekaligus belajar sambil bermain. Dengan monopoli misalnya, anak bisa belajar soal kapitalisme dan uang. Mainan edukatif seperti Scrabble dan DIY akan merangsang daya pikir dan kreativitas anak.

Menonton film bersama pun bisa dilakukan. Anak bisa belajar soal kesetaraan gender dan feminisme dari film Frozen, Brave, Matilda, dan film-film Ghibli seperti Totoro, Ponyo, dan Kiki’s Delivery Service. Lewat film Arctic Tale dan Dr. Seuss: The Lorax, anak bisa belajar soal perubahan iklim dan pentingnya menjaga lingkungan. Film-film seperti ini akan merangsang anak lebih kritis dan kreatif.

Ingat, belajar tidak terbatas pada akademis saja. “Jangan hanya fokus pada kemampuan kognitif, tapi juga kreativitas. Kita dianugerahi triliunan neuran di otak. Stimulasi terus agar sinaps di otak anak makin banyak dan bercabang-cabang,” tutur Vivid. Stimulasi dari kegiatan sehari-hari yang tampaknya sederhana, akan membuat pengalaman anak menjadi kaya. Tak perlu khawatir bila anak mengeluhkan matanya perih saat mengupas bawang merah, misalnya. Pengalaman negatif pun bisa menjadi pembelajaran. Jelaskanlah dengan bahasa yang sederhana mengapa bawang merah membuat mata terasa perih.

Konten edukatif

Manfaatkan internet untuk mencari konten-konten edukatif. Menurut Vivid, konten edukatif adalah cara yang sangat baik untuk mengajarkan anak berpikir logis, “Dan menghilangkan konsep menghafal.” Ada begitu banyak konten edukatif yang bisa diakses di Youtube.

Ingin pengalaman lebih? Anak kelas 3 dan 4 SD bisa mengikuti HiLo School Learn & Play 2020. Menariknya, konten bisa diakses melalui Zoom, atau WA Class. Cara penyampaian materi yang menyenangkan dan interaktif membuat anak tidak merasa bosan saat belajar.

“Mata ajar yang dihadirkan di HiLo School Learn & Play 2020 merupakan pelengkap materi ajar kurikulum sekolah, dengan serangkaian kegiatan belajar dan bermain yang seru serta menggabungkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik anak-anak usia sekolah dasar,” tutur Susana, Head of Marketing Nutrifood. Topik yang disampaikan cukup beragam, mulai dari cita-cita, ciri mahluk hidup, energi, hingga masalah lingkungan.

Tidak syarat khusus untuk bisa mengikuti HiLo School Learn & Play 2020. “Tinggal hubungi tim kami, bisa melalui DM di Instagram @susuhiloschool,” tutup Susana. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Happy photo created by drobotdean - www.freepik.com