Peran ibu sangat vital dalam keluarga. Jika ibu sakit satu keluarga tidak terurus dengan baik. Termasuk bila ibu mengalami depresi, berdampak pada kecerdasan anak mereka.
Sebuah studi menarik menyatakan bahwa depresi pada seorang ibu berhubungan dengan rendahnya IQ (kecerdasan) anak mereka. “Ibu yang depresi, ternyata anaknya setelah 10-16 tahun diteliti, IQ-nya lebih rendah,” tulis dr. Mesty Ariotedjo, SpA, MPH di akun Twitter-nya.
Riset yang dilakukan oleh Victoria Wu dari University of California (AS), dan tim tersebut meneliti hubungan antara depresi ibu, investasi emosional dan material ibu pada anak mereka, dan fungsi kognitif anak.
Studi ini dilakukan selama 16 tahun, kepada 875 ibu dan anaknya (52% anak laki-laki), dipelajari ketika anak berusia 1, 5, 10 dan 16 tahun (dari tahun 1991 – 2007).
Hasilnya menunjukkan bahwa ibu yang mengalami depresi berat kurang memberikan dukungan emosional dan material kepada anak mereka di segala usia. Ini berhubungan dengan IQ anak yang lebih rendah.
Peneliti juga menjelaskan, anak-anak dengan kemampuan mental yang lebih rendah pada usia 1 tahun menerima dukungan materi pembelajaran yang lebih sedikit pada usia 5 tahun, yang menyebabkan depresi ibu lebih tinggi saat anak berusia 10 tahun.
Ini seperti ‘lingkaran setan’. Pengalaman depresi ibu selama anak mereka berusia lebih muda ‘meredam’ kehangatan dan kasih sayang ibu terhadap anak mereka di usia yang lebih dewasa.
Akibatnya anak mereka menunjukkan sikap ‘umpan balik’ yang tidak menyenangkan hingga usia remaja, memicu depresi yang lebih berat bagi si ibu.
“Jika ibu depresi, maka dukungan emosional dan juga dukungan stimulasi kepada anaknya juga akan berkurang. Yang akhirnya mengakibatkan anaknya mungkin 1Q-nya akan lebih rendah,” dr. Mesty menjelaskan.
“Karena kurangnya stimulasi di awal, maka di usia 5 tahun misalnya, kecerdasan anaknya mungkin agak di bawah rata-rata, dan itu akan meningkatkan depresi pada si ibunya tinggi lagi hingga akhirnya 16 tahun kemudian.”
Peneliti menegaskan bila efek depresi akan berpengaruh dan bertahan lama pada pola asuh ibu dan perkembangan anak. Penelitian ini diterbitkan di jurnal Child Development (2019).
Ketrampilan bahasa yang lebih rendah
Riset ini menguatkan riset terdahulu bila ibu depresi tidak terlibat pada pengasuhan anak mereka, atau interaksi yang kurang sensitif dan menyenangkan, serta tingkat respons dan keterlibatan verbal yang lebih rendah.
Sensitivitas dan responsivitas ibu yang rendah juga telah banyak dikaitkan dengan kemampuan kognitif anak yang lebih buruk, terutama ketrampilan verbal (bahasa) anak.
Hubungan ibu depresi dan IQ anak yang lebih rendah juga bisa dijelaskan bahwa depresi dan sikap pesimis ibu membuatnya lebih sedikit melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, seperti memberikan sedikit materi pembelajaran – termasuk menyediakan mainan sesuai usia - yang merangsang kognitif.
Pada akhirnya, dalam riset di jurnal Developmental Psychology (2014) dijelaskan akan berdampak pada IQ anak yang lebih rendah, prestasi akademik dan nilai bahasa yang lebih rendah.
Dr. Mesty menjelaskan faktor yang mempengaruhi apakah ibu akan mengalami depresi atau tidak, atau depresinya bertambah buruk atau tidak adalah dukungan dari lingkungan keluarga terdekat. “Entah itu suami, orang tua, atau siapapun yang ada di dekat ibu tersebut,” pungkasnya. (jie)
Baca juga: Perempuan Lebih Rentan Mengalami Depresi, Banyak Faktor yang Berpengaruh