Aritmia bisa Ditangani – Ini 4 Pilihan Pengobatannya
aritmia_bisa_diobati

Aritmia bisa Ditangani – Ini 4 Pilihan Pengobatannya

Aritmia atau gangguan irama jantung bisa berakibat fatal. Namun jangan khawatir, ternyata aritmia bisa ditangani. Pengobatan aritmia berbeda-beda, tergantung jenis aritmianya.

Ada berbagai jenis aritmia, dari yang paling ringan (jinak) hingga berat (ganas) yang bisa menyebabkan kematian. Ada yang bergejala, ada pula yang tidak. “Yang bahaya adalah tidak ada gejala, muncul sesekali, tapi ganas. Jadi sekalinya muncul itu langsung yang lethal atau fatal,” ujar dr. Dony Yugo Hermanto, Sp.J.P Subsp.Ar (K), FIHA dari RS Pondok Indah – Pondok Indah.

Gejala aritmia yang paling sering yaitu sering berdebar, dan rasa tidak nyaman di dada. “Yang kita takutkan adalah pingsan. Pingsan akibat gangguan irama jantung itu adalah pingsan yang berbahaya,” tegas dr. Dony, dalam diskusi media di Jakarta, Rabu (5/3/2025). Biasanya, pingsan akibat aritmia disertai kejang-kejang, dan bila tidak segera mendapat pertolongan pertama, penderitanya bisa meninggal.

Pilihan Pengobatan Aritmia

Ya, aritmia bisa ditangani. Terpenting, kenali gejalanya, atau deteksi dengan cara sederhana di rumah. Segeralah ke dokter bila curiga mengalami aritmia, untuk mendapatkan diagnosis yang pasti dan pengobatan yang tepat.

Berikut ini empat pilihan pengobatan aritmia yang umum dilakukan.

1. Obat-obatan

Obat-obatan antiaritmia bisa digunakan untuk mengatasi irama jantung yang tidak normal; baik yang terlalu cepat, terlalu lambat, atapun tidak beraturan. Termasuk di antaranya aritmia jenis atrial fibrilasi, atrial flutter, takikardia ventrikel, atau fibrilasi ventrikel.

Obat-obatan bisa mengurangi gejala dan membantu mencegah komplikasi yang mengancam nyawa. Beberapa obat menghentikan impuls listrik tambahan yang tidak teratur. Adapun beberapa obat lain bekerja dengan menghalangi pergerakan impuls yang sangat cepat di sepanjang jaringan jantung.

2. Ablasi jantung

Aritmia tipe cepat bisa ditangani dengan ablasi kateter. “Kadang, gangguan irama terjadi karena generator atau kabl listrik jantung lebih dari satu. Nah kabel ini kita matikan dengan ablasi,” terang dr. Dony.

Caranya, dokter akan memasukkan kateter melalui vena menuju jantung. “Di dalam jantung, kita akan cari masalahnya di mana. Selanjutnya, jaringan listrik yang bermasalah dihancurkan dengan energi panas atau dingin,” imbuhnya.

3. Pacu jantung

Pada aritmia di mana detak jantung terlalu lambat, bisa dipasang pacemaker atau alat pacu jantung. “Kalau detak jantung lambat berarti generator listriknya yang bermasalah sehingga jadi lambat. Bisa juga kabelnya yang bermasalah. Maka, kita pasang pacu jantung. Generator inilah yang akan memacu jantung sehingga detaknya lebih cepat dan teratur,” papar dr. Dony.

Alat pacu jantung sangat kecil hanya seukuran korek api; ditanam di balik kulit pada area dada. Alat ini menggunakan baterai, yang bisa bertahan selama 5 – 15 tahun.

4. Kardioversi (ICD)

Selain pacemaker, ada pula ICD (implantable cardioverter-defibrillators). Bedanya dengan alat pacu jantung, pacu jantung digunakan untuk mengatasi detak jantung yang sangat lambat. “ICD bekerja memonitor detak jantung, dan akan segera memberikan shock atau kejut bila ia mendeteksi adanya irama yang tidak normal,” jelas dr. Donny.

ICD juga ditanam di bawah kulit di area dada. Alatnya lebih besar daripada pacemaker, dan baterai umumnya bisa bertahan selama 5 – 7 tahun. “Tapi tergantung kondisi tiap orang. Kalau irama jantung tidak normal sering terjadi maka baterai akan lebih cepat habis,” lanjut dr. Dony. Bila baterai pacemaker ataupun ICD habis maka harus diganti melalui operasi minor.

Aritmia bisa ditangani. Dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat, komplikasi yang fatal maupun kematian akibat aritmia pun bisa dicegah. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Image by freepik