Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab utama kematian di Indonesia, terutama penyakit jantung koroner. “Penyakit jantung koroner sebetulnya bisa disembuhkan, tapi banyak orang tidak tahu,” ungkap Prof. dr. Dasaad Mulijono, MBBS(Hons), FIHA, FIMSANZ, FRACGP, FRACP, Ph.D. Kepala Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital ini membuktikan, lifestyle medicine atau pengobatan berbasis perbaikan pola hidup bisa menyembuhkan penyakit jantung koroner (PJK).
Prof. Dasaad (kanan) dalam diskusi media / Foto: Istimewa
Umumnya, PJK disebabkan oleh tumpukan plak pada dinding arteri koroner, membuatnya menyempit, sehingga aliran darah ke jantung berkurang. Bila penyempitan sudah mencapai 80%, bisa dilakukan pemasangan ring (stent) jantung. Saat ini, balonisasi lebih direkomendasikan lantaran ada risiko restenosis (penyempitan kembali) setelah pemasangan stent.
Prof. Dasaat mengingatkan, jangan lengah dengan plak yang masih kecil. Plak seperti ini mungkin hanya menimbulkan penyempitan 20–30%, tapi tetap harus diwaspadai. “Ini namanya vulnerable plaque. Tidak bergejala, tetapi tahu-tahu plak mengalami rupture (pecah), dan menyebabkan kematian akibat serangan jantung mendadak,” ujarnya, dalam edukasi media bertajuk Transformasi Bethsaida Hospital Gading Serpong: Inovasi dan Keunggulan Pelayanan Medis dalam Satu Atap yang digelar di Bethsaida Hospital, Tangerang (31/7/2024).
Menyembuhkan Penyakit Jantung Koroner
Pembentukan plak dipicu oleh inflamasi kronis yang terjadi pada pada permukaan dinding bagian dalam pembuluh darah. Di sinilah peranan lifestyle medicine, yaitu untuk mengatasi berbagai inflamasi di dalam tubuh, serta mengembalikan kondisi pembuluh darah dengan plak ringan. Bila seseorang sudah memiliki plak pada arteri koroner, maka harussegera dilakukan intervensi.
Prof. Dasaad menyayangkan, umumnya pengobatan masih fokus pada upaya kuratif; upaya prevntif dan promotif masih jarang dilakukan. Salah satu upaya preventif dan promotif yang dilakukan oleh Bethsaida Hospital yaitu dengan menerapkan metode lifestyle medicine sebagai pengobatan utama untuk menangani penyakit kardiovaskular.
Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital melalui Lifestyle Medical Center yang didirikan Prof. Dasaad telah membantu mencegah dan mengatasi sumbatan jantung serta komplikasi pemasangan stent. “Program reversal kami juga berhasil menangani penyakit inflamasi kronis lainnya seperti diabetes, hipertensi, dan kanker. Jadi lifestyle center kita itu bukan mengobati penyakitnya saja, tetapi pasiennya,” tutur Prof. Dasaad.
Pasien yang datang ke lifestyle center akan diedukasi betul mengenai pola makan dan pola hidup yang baik, untuk mengembalikan kesehatan jantung dan pembuluh darahnya. “Satu orang pasien bisa konsultasi sampai setengah jam. Bahkan saya ajarkan mereka cara memasak makanan sehat yang enak,” ujarnya.
Dengan pendekatan lifestyle medicine, menyembuhkan penyakit jantung koroner bukan hal mustahil. Hal ini sudah dibuktikan sendiri oleh Prof. Dasaad. Penyempitan arteri koroner yang dialaminya berkurang dari 50% menjadi 30% setelah 4 tahun menjalani lifestyle medicine.
Lifestyle Medicine dalam 6 Langkah
Menurut Prof. Dasaad, setidaknya ada enam gaya hidup sehat untuk mencegah PJK sekaligus menyehatkan jantung dan pembuluh darah.
Plant-based diet / Foto: Freepik.com
1. Nutrisi
Nutrisi adalah pilar pertama. “Ini sangat penting. Kita menyarankan pasien itu basic-nya makan sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan biji-bijian," ujar Prof. Dasaad. Protein diutamakan dari sumber nabati seperti tempe, tahu, serta kacang-kacangan dan polong-polongan.
2. Olahraga
Olahraga rutin dan teratur sangat penting. Sesuai anjuran Kementrian Kesehatan yaitu minimal 150 menit/minggu.
3. Kendalikan stres
Stres merupakan awal dari berbagai penyakit karena memicu peradangan di tubuh, sehingga perlu dikelola dengan baik.
4. Cukup tidur
Tidur penting untuk proses regenerasi sel-sel tubuh. “Kita perlu tidur karena bisa mencegah banyak penyakit. Jadi jangan kita kerja terus akhirnya jatuh sakit,” tandas Prof. Dasaad.
5. Hindari zat berbahaya
Semua bahan atau zat berbahaya seperti rokok dan alkohol, harus dihindari demi kesehatan jantung.
6. Pelihara hubungan sosial
Terakhir dan tak kalah penting, bangunlah hubungan yang baik dengan orang dan lingkungan sekitar, serta miliki support system, termasuk dengan dokter. Hubungan sosial yang sehat penting untuk emosi yang sehat, sehingga kita bisa terhindar dari stress dan masalah mental lainnya.
Lifestyle medicine sebenarnya sejalan dengan upaya preventif dan promotif kesehatan dari pemerintah. “Memang masih belum populer diterapkan di Indonesia karena sulit dilakukan, butuh komitmen kuat dari dokter dan pasien,” tegas Prof. Dasaad. Ia berharap, rumah sakit-rumah sakit lain di Indonesia juga akan memberikan pelayanan berbasis lifestyle medicine seperti di Bethsaida Hospital. Dengan demikian, akan makin banyak fasilitas yang bisa berupaya menyembuhkan penyakit jantung koroner.
Selain Heart & Vascular Center, Bethsaida Hospital Gading Serpong juga merevitalisasi Women’s Health Center. “Kehamilan dan kesehatan perempuan memerlukan perhatian dan perawatan khusus. Dengan adanya Women’s Health Center ini kami yakin dapat menjadi jawaban bagi para calon ibu yang membutuhkan tempat konsultasi serta perawatan yang aman dan nyaman,” ucap dr. Ong Tjandra, Kepala Women’s Health Center Bethsaida Hospital. (nid)