Perempuan secara umum memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih aktif, dibanding laki-laki. Menurut para ilmuwan, sistem imun perempuan memproduksi sel yang lebih besar dan lebih aktif dalam memerangi patogen yang menyerang tubuh seperti bakteri dan virus. Kuat dugaan, kondisi itu karena perempuan memiliki hormon estrogen. Hormon ini juga meningkatkan risiko terkena batu empedu.
Memiliki sistem kekebalan tubuh yang aktif, membuat perempuan lebih tahan terhadap infeksi. Misalnya dalam menghadapi serangan kuman Tuberculosis (TB). Kaum laki-laki memiliki risiko 1,5 kali lebih besar meninggal karena TB, dibanding kaum perempuan. Temuan ini bersumber dari keterangan sejumlah pakar kesehatan di Australia kepada ABC.
Laki-laki dan Perempuan Berbeda
Secara garis besar, diketahui bahwa laki-laki dan perempuan berbeda. Selama ini banyak penelitian kesehatan terhadap laki-laki, atau binatang jenis jantan di laboratorium, kemudian menerapkannya terhadap perempuan. Di sisi lain, penelitian mengenai kasus osteoporosis, depresi dan kanker payudara banyak ilmuwan yang menggunakan data hasil penelitian terhadap perempuan, digunakan terhadap pria; dan ternyata tidak tepat. Lelaki dan perempuan memang diciptakan berbeda. Dan perbedaan itu berimplikasi pada banyak hal.
Laki-laki, menurut pakar kesehatan Australia, lebih bisa menahan rasa sakit. Betul, saat melahirkan perempuan mampu menahan rasa sakit. Namun kata para ahli, banyak bukti yang menunjukkan perempuan lebih sensitif dan toleransinya lebih rendah dalam menghadapi rasa sakit. Secara umum laki-laki dapat menahan rasa sakit lebih lama dibanding perempuan.
Data statistik menunjukkan, 70 persen penderita rasa sakit kronis adalah perempuan. Perempuan yang mengalami sakit kepala, jumlahnya 50 persen lebih banyak dibanding laki-laki. Faktor yang membuat reaksi antara perempuan dan laki-laki berbeda menghadapi rasa sakit, antara lain faktor genetik dan hormon. Sel-sel yang terlibat dalam merasakan sakit, juga berbeda antara laki-laki dan perempuan.
Menurut para ilmuwan, sistem kekebalan tubuh yang lebih aktif pada perempuan, tidak selamanya menguntungkan. Setidaknya ada 70 jenis penyakit autoimmun, atau penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Sekitar 80 persen penderita penyakit lupus, multiple sclerosis dan rheumatoid arthritis adalah wanita. Itu karena sistem kekebalan tubuh yang bereaksi berlebihan, dan menyerang jaringan yang sehat.
Risiko Meninggal 2x Lipat
Serangan jantung terjadi karena pasokan darah ke jantung terganggu atau tersumbat. Penyakit ini menjadi penyebab kematian perempuan terbanyak di Australia. Saat mengalami serangan jantung, penderita biasanya merasa sakit di dada atau pundak kiri terasa kebas. Perempuan bisa tidak merasakan itu.
Gejala serangan jantung pada perempuan umumnya berupa gangguan pernapasan, rasa sakit di tengkuk atau rahang, kadang disertai rasa mual. Perempuan berisiko meninggal 2x lipat dibanding laki-laki, saat terkena seragan jantung.
Dosis Obat Lebih Rendah
Pada perempuan, perjalanan makanan dalam pencernaan berjalan lebih lambat. Tak lain karena aktivitas otot yang lebih sedikit. Diduga, hal inilah yang menyebabkan perempuan sering lambungnya terasa penuh.
Ginjal pada perempuan juga diketahui bekerja lebih lambat dibanding ginjal laki-laki. Kerja lebih lambat juga karena beda dalam berat badan, besar organ tubuh, kadar lemak, pola aliran darah serta jumlah enzim yang bertugas memecah obat di ginjal.
Kondisi ini berpengaruh pada cara obat dicerna oleh tubuh, seberapa cepat obat bekerja dan berapa lama. Untuk jenis obat tertentu, perempuan biasanya diberi obat dalam dosis yang lebih rendah. (sur)
Baca juga: Sistem Pencernaan Lebih Lambat, Ini Diet yangTepat untuk Perempuan