Nyeri bukanlah sekedar rasa tidak nyaman melainkan suatu proses yang lebih kompleks dan melibatkan berbagai faktor; fisik dan psikologis. Nyeri kepala dan nyeri otot merupakan dua jenis nyeri yang paling sering kita alami. Tahukah Anda bila herbal mahkota dewa ternyata bisa meredakan nyeri?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, separuh hingga tiga perempat orang berusia 18-65 tahun di dunia pernah mengalami sakit kepala dalam satu tahun terakhir. Dan di antara orang-orang itu, 30%-nya melaporkan migrain. WHO juga mencatat sakit kepala pada 15 hari atau lebih setiap bulan mempengaruhi 1,7-4% dari populasi orang dewasa di dunia.
Di dunia medis, nyeri termasuk sebagai tanda vital, seperti halnya tekanan darah, denyut nadi, saturasi oksigen dan suhu tubuh. Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan. Berhubungan dengan kerusakan jaringan, atau berpotensi menyebabkan kerusakan jaringan.
Sakit kepala tidak hanya menyakitkan, tetapi juga melumpuhkan. Dalam Global Burden of Disease Study (tahun 2013), migrain menjadi penyebab keenam tertinggi di dunia dari tahun-tahun yang hilang karena kecacatan (years lost due disability/YLD). Gangguan sakit kepala secara kolektif menempati urutan ketiga tertinggi.
Umumnya obat nyeri yang beredar di pasaran adalah golongan asetaminofen (parasetamol), antiinflamasi nonsteroid (NSAID) misalnya ibuprofen, asam asetilsalisilat (aspirin) dan golongan opioid (harus dengan resep dokter). Ini semua adalah obat-obat kimia yang bila dikonsumsi dalam jangka panjang memiliki efek samping.
Lantas bagaimana dengan mereka yang lebih nyaman menggunakan obat herbal? Kita mengenal herbal/tanaman mahkota dewa (phaleria macrocarpa fructus) yang dalam penelitian terbukti memiliki efek analgetik (pereda nyeri).
Secara tradisional tanaman asli tanah Papua ini telah dipakai untuk pengobatan asam urat, diabetes, hipertensi, alergi, hingga kanker. Diketahui mahkota dewa kaya flavonoid dan saponin yang juga sebagai zat anti-inflamasi, antioksidan dan pereda nyeri.
Efek pereda nyeri ekstrak mahkota dewa bahkan terbukti pada kasus-kasus penyakit yang lebih berat. Studi di Indonesia oleh Raymond R Tjandrawinata, dkk, menunjukkan bila kapsul berisi 100 mg ekstrak mahkota dewa (DLBS1442), yang diberikan 2-3 kali sehari, selama 6 hari, efektif mengurangi nyeri menstruasi, kram perut dan gejala lain yang berhubungan dengan sindrom pramenstuasi.
Riset yang dipublikasikan di International Journal of General Medicine (2011) ini juga mencatat ekstrak mahkota dewa aman dan ditoleransi dengan baik pada wanita dengan sindrom pramenstruasi dan/atau dysmenorrhea.
Penelitian lain dalam Indonesia Journal of Rheumatology (2016) menjelaskan bila ekstrak mahkota dewa efektif dan aman dipakai pada kasus osteoarthritis (radang sendi). Riset dilakukan oleh Andri Reza Rahmadi, dkk, dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Universitas Padjajaran, Bandung.
Dalam studi tersebut pasien diberikan ekstrak mahkota dewa 330 mg atau meloxicam 7,5 mg sekali sehari, selama 14 hari.
Hasilnya, ekstrak mahkota dewa 330 mg punya efektivitas yang sama menurunkan derajat nyeri seperti obat meloxicam 7,5 mg. Tidak ada efek samping yang ditemukan sehingga mengganggu fungsi hati dan ginjal setelah konsumsi ekstrak tanaman ini.
Sebagai obat sakit kepala, ekstrak mahkota dewa telah diproduksi oleh PT Dexa Medica, yang sebelumnya sudah melewati riset di Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences.
Ekstrak diperoleh menggunakan teknik Advance Fractionation Technology (AFT) yang membuat mahkota dewa mengalami proses ekstraksi bertingkat, untuk menentukan fraksi spesifik yang tepat dalam pengobatan sakit kepala. (jie)
_____________________________________________________________
Ilustrasi: People photo created by tirachardz - www.freepik.com