Konsumsi herbal, baik tradisional (jamu) atau herbal modern (suplemen), secara rutin terbukti bisa membantu menjaga kesehatan. Tetapi ada golongan orang tertentu yang wajib hati-hati bila mengonsumsi jamu atau herbal.
Minuman herbal memiliki banyak manfaat, mulai dari penambah nafsu makan, penurun gula darah dan kolesterol, penstabil tekanan darah, peningkat stamina dan gairah seks, hingga menjaga daya tahan tubuh dan sebagai antioksidan.
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr. (Cand) dr. Inggrid Tania, MSi (Herbal) menjelaskan Indonesia kaya akan tanaman obat yang unggul, bahkan pemerintah telah mendukung sejumlah riset untuk pengembangan obat tradisional dan jamu karena merupakan warisan budaya yang terbukti secara empiris bisa memelihara kesehatan.
“Namun demikian kita hendaknya bisa mengenali dengan baik kandungan yang telah terbukti membawa manfaat bagi tubuh kita. Mereka dengan masalah kesehatan tertentu perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi produk herbal, baik jamu atau suplemen,” katanya, dalam peluncuran suplemen Herbatia Sari Imuno dan Herbatia Sari Oxyfit, Kamis (26/11/2020).
Ia menambahkan, semua herbal jika dikonsumsi berlebih – pada orang sehat pun – akan menimbulkan efek samping. Umumnya berupa gangguan pencernaan, seperti diare atau mual dan muntah.
Pada mereka dengan gangguan fungsi ginjal dan hati (lever) perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi herbal.
“Gangguan fungsi ginjal derajatnya bermacam-macam. Memang ada herbal yang bisa memperbaiki fungsi ginjal. Tapi kalau ginjalnya sudah irreversible (tidak bisa dipulihkan; biasanya pada gangguan ginjal tahap lanjut) harus hati-hati minum herbal, bahkan konsumsi air putih berlebihan saja bisa berbahaya,” terang dr. Inggrid.
Kehati-hatian juga perlu untuk mereka dengan gangguan pembekuan darah, kerena banyak herbal yang bersifat mengencerkan darah. Atau mereka yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah; berisiko menimbulkan perdarahan bila ditambah dengan herbal.
Pada penderita diabetes yang sudah mendapatkan obat penurun gula, konsumsi herbal (jamu atau suplemen) masih diperbolehkan, namun tetap waspada. Beberapa jenis herbal bisa menurunkan gula darah, sehingga berisiko menyebabkan hipoglikemi (kadar glukosa darah kurang dari normal) bila dikonsumsi bersamaan dengan obat anti diabetes.
“Di sanalah pentinya mengkomunikasikan dengan dokter, supaya dikaji oleh dokter cara mengombinasikannya. Juga akan dipertimbangkan interaksi antar obat dengan herbal tersebut,” papar dr. Inggrid.
Waktu minum jamu atau suplemen herbal yang disarankan untuk meminimalkan interaksi negatif adalah minimal 1-2 jam setelah minum obat kimia. Sementara yang sama sekali tidak disarankan adalah mereka yang alergi dengan herbal tertentu. (jie)
Baca juga : Bagaimana Cara Manfaatkan Antioksidan Untuk Melawan Pandemi