Jangan manjakan punggung Anda jika sering sakit punggung bawah. Olahraga dan banyak bergerak ternyata bisa menjadi obat terbaik untuk sakit punggung bawah.
Sakit / nyeri punggung bawah (low back pain/LBP) merupakan gangguan kesehatan yang sering dikeluhkan. Low back pain adalah kumpulan gejala klinis karena berbagai sebab. Ditandai adanya rasa nyeri, pegal atau rasa tidak nyaman di punggung bagian bawah. Kadang menjalar sampai ke tungkai.
Statistik mencatat, kejadian nyeri punggung bawah meningkat pada usia 35 tahun dan puncaknya di usia 55 tahun. Sebabnya adanya penurunan fungsi tubuh yang terjadi sejalan pertambahan usia. Termasuk, terjadi penurunan kekuatan otot, jaringan penyangga tulang belakang dan kepadatan tulang.
Dr. James Rainville, asisten profesor kedokteran fisik dan rehabilitasi di Harvard Medical School menjelaskan nyeri punggung kerap kali tidak berhubungan dengan kondisi cedera. “Nyeri punggung bawah berkurang seiring waktu, bahkan ketika tetap ada masalah mendasar seperti HNP (hernia nucleus pulposus; kondisi ketika salah satu bantalan tulang menonjol keluar),” katanya.
Kondisi tersebut, tukas dr. Rainville, kemungkinan besar disebabkan oleh proses penyembuan nurologis – bukan fisik – sedang bekerja. Menurut teori, saat masalah terjadi dan memicu nyeri, sistem saraf akan beradaptasi dengan rasa sakit, itulah yang membuat ketidaknyamanan hilang.
“Bergerak akan membantu sistem saraf Anda menyesuaikan diri lebih cepat,” katanya, dilansir dari Health Harvard.
Memahami nyeri punggung bawah
Degenerasi tulang belakang merupakan bagian alami dari penuaan. Bertentangan dengan apa yang diyakini banyak orang, jarang sekali nyeri punggung menyerang saat seseorang mengangkat sesuatu yang berat atau melakukan aktivitas intensif.
"Dalam kasus baru HNP, hanya 5% orang yang melakukan aktivitas fisik berat, seperti mengangkat AC," kata Dr. Rainville. “Hal-hal itu jarang terjadi. Kebanyakan orang melakukan tugas sederhana, seperti mencondongkan tubuh saat menyikat gigi di wastafel, atau ketika hendak meraih pensil.”
Penelitian juga menunjukkan kecenderungan mengalami sakit punggung bawah berhubungan dengan masalah genetik. Misalnya, saudara kembar identik seringkali memiliki riwayat sakit punggung bawah yang serupa.
Lantas apa yang harus dilakukan?
The National Institute of Neurological Disorder and Stroke merekomendasikan beberapa hal untuk membantu mengatasi nyeri punggung bawah:
- Jangan menahan sakit saat berbaring. Meskipun Anda tergoda untuk tetap berbaring, melakukan hal itu dapat memperburuk rasa sakit, dan mengurangi kelenturan otot.
- Rawat nyeri punggung menggunakan kompres panas atau dingin dan obat pereda nyeri yang dijual bebas.
- Perkuat tubuh Anda. Meskipun mungkin tidak disarankan untuk berolahraga saat sakit punggung sedang parah, dokter mungkin memberi Anda daftar latihan yang bisa membantu mempertahankan dan membangun kekuatan otot punggung serta membantu meringankan rasa sakit.
- Cari ahli fisioterapi karena akan membantu Anda mengatasi rasa sakit dengan aman dan mengajarkan latihan untuk meningkatkan mobilitas dan fleksibilitas.
Bergerak mempengaruhi respons nyeri
Bergerak tampaknya bisa merangsang penormalan respons nyeri. Studi pada hewan dengan cedera tulang belakang menunjukkan pengurangan rasa sakit yang lebih cepat saat mereka dipaksa untuk bergerak, daripada hewan yang geraknya dibatasi.
"Ini mungkin berhubungan dengan mekanisme bertahan hidup," kata dr. Rainville. "Jika seekor hewan di alam liar tidak bergerak, ia dimakan atau mati kelaparan." Gerakan tampaknya juga membantu orang. "Orang yang bergerak - kembali ke gym, membersihkan rumah – mendapatkan hasil yang terbaik," tuturnya.
Operasi mungkin diperlukan untuk beberapa masalah punggung, seperti saat terjadi kerusakan saraf progresif atau yang melibatkan perubahan struktural yang perlu diperbaiki.
Tetapi, jika sakit punggung disebabkan oleh ‘keausan’ normal, lebih disarankan tetap bergerak. Fisioterapis dapat membantu meningkatkan aktivitas secara bertahap dan aman, sampai akhirnya Anda dapat kembali ke aktivitas rutin sehari-hari. (jie)
Baca juga : Kapan Harus Waspada pada Nyeri Pinggang