Menjaga daya tahan tubuh adalah salah satu benteng pertahanan terhadap segala jenis penyakit. Cukup istirahat, olahraga teratur dan nutrisi yang tepat, kombinasi ketiga hal tersebut terbukti meningkatkan imunitas. Selama pandemi, ada kelompok masyarakat yang tergolong rentan sehingga membutuhkan asupan multivitamin sebagai pelengkap nutrisi.
Perlu dipahami bahwa sebagian besar (70-80%) kekebalan tubuh di bentuk di saluran cerna. Itu kenapa apa yang kita makan sangat penting untuk membentuk daya tahan tubuh.
Nutrisi yang kita asup secara garis besar terbagi menjadi makronutrien - yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah banyak, seperti karbohidrat, protein dan lemak – dan mikronutrien (dibutuhkan dalam jumlah sedikit; antara lain vitamin dan mineral).
Sebagai informasi, Indonesia mengalami 3 masalah gizi, yakni gizi kurang, gizi berlebih dan kekurangan gizi mikro (mikronutrien). Banyak orang tidak sadar mengalami kekurangan gizi mikro karena merasa sudah cukup makan. Tetapi faktanya pola konsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia tinggi karbohidrat dan lemak, serta minim protein dan sayur/buah (sumber mikronutrien).
Data dari Balitbangkes 2016 menyatakan konsumsi masyarakat Indonesia didominasi oleh sereal dan umbi-umbian (karbohidrat) sebesar 300 ton per tahun. Sedangkan untuk buah dan sayur hanya 100 ton per tahun. Jumlah ini jauh dibandingkan Singapura yang konsumsi sayur dan buahnya mencapai 300 ton per tahun.
Vitamin dan mineral merupakan nutrisi penting agar tubuh bisa berfungsi dengan baik. Menurut Dwi Prabowo Yuniarto selaku Key Account Manager Establish Pharmacertical PT Abbot Indonesia, vitamin dan mineral tidak digunakan sebagai energi, tetapi membantu memecah dan membangun protein, lemak dan gula.
“Ibarat mobil, makronutrien adalah bensin, sedangkan mikronutrien adalah olinya,” ujar Dwi dalam sesi webinar apotek dengan topik ‘Tetap Sehat & Aktif di Era New Normal’, Sabtu (12/9/2020).
Suplementasi vitamin dan mineral bisa menjadi alternatif bagi mereka yang kurang mengonsumsi sayur/buah. Selain itu, lansia dan mereka yang dalam masa pemulihan setelah sakit merupakan kelompok orang yang tergolong memerlukan suplementasi multivitamin.
Saat memilih multivitamin, Dwi menegaskan, penting untuk memilih produk tanpa pemanis buatan. Riset menyatakan vitamin C kunyah (terasa manis dan lengket di gigi) signifikan menyebabkan pengikisan lapisan enamel gigi.
Selain itu pilihlah multivitamin yang memiliki komposisi lengkap. Ini penting karena tanpa pemeriksaan spesifik di lab, kita tidak bisa tahu apakah mengalami kekurangan vitamin / mineral tertentu.
Beberapa vitamin dan mineral yang dikenal bermanfaat menjaga daya tahan tubuh, terutama di masa pandemi, antara lain vitamin C, B kompleks, vitamin E, zinc dan asam folat.
“Vitamin B kompleks membantu tubuh dalam menghasilkan energi, sedangkan vitamin C merupakan antioksidan alami yang berperan menangkal radikal bebas, meningkatkan imunitas dan mencegah berbagai jenis penyakit,” imbuh Dwi.
Zinc akan membantu meningkatkan imunitas dan sintesis DNA, serta mempercepat masa penyembuhan. Bersama-sama asam folat, zinc memiliki sifat antioksidan dengan menetralkan Reactive Oxygen Species (ROS).
Sementara vitamin E sejak lama dikenal sebagai antioksidan dan anti-inflamasi, penghambat agregrasi platelet dan meningkatkan kekebalan tubuh.
Salah satu suplemen multivitamin yang direkomendasikan para ahli adalah Surbex® T dan Surbex® Z. Surbex® T merupakan suplemen makanan yang membantu memenuhi kebutuhan vitamin B kompleks dan vitamin C untuk memelihara daya tahan tubuh.
Sedangkan Surbex® Z membantu menjaga stamina dan memelihara kesehatan, serta mengingkatkan daya tahan tubuh. Mengandung zinc, asam folat (vitamin B9) dan vitamin E.
“Dosis yang dianjurkan (baik untuk Surbex® T dan Surbex® Z) adalah satu tablet sehari, atau sesuai petunjuk dokter” pungkasnya. (jie)
Baca juga : Bagaimana Menjaga Imunitas Selama Pandemi, Perlukah Vitamin Dosis Tinggi?