Penyakit ginjal kronis (PGK) menjadi masalah besar di banyak negara, tak terkecuali Indonesia. PGK adalah penyakit kedua yang paling banyak menghabiskan biaya pengobatan dalam BPJS Kesehatan setelah penyakit jantung. Diperkirakan 10% orang di seluruh dunia menderita PGK. Sedemikian besarnya ancaman penyakit ini, tapi selama ini belum ada pedoman berbasis penelitian mengenai perubahan perilaku yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko penyakit ginjal kronis.
Studi yang dipimpin oleh peneliti di Karolinska Institutet (Swedia) dan Universitas Griffith (Australia) menjawab tantangan ini. Berikut temuan studi yang dipublikasi di jurnal ilmiah Journal of the American Society of Nephrology ini.
Gaya hidup yang bisa menurunkan risiko penyakit ginjal kronis
Untuk meneliti gaya hidup apa saja yang bisa menurunkan risiko penyakit ginjal kronis, para peneliti studi melakukan ulasan sistematis dan meta-analisis terhadap >100 penelitian yang telah dipublikasi. Total ada >2,5 juta orang sehat dari 16 negara yang dilibatkan dalam penelitian ini.
Berdasarkan analisis, disimpulkan bahwa 6 gaya hidup di bawah ini bisa menurunkan risiko penyakit ginjal kronis hingga 14-22%. Apa saja?
1. Perbanyak makan sayur
Makan banyak sayur berhubungan dengan asupan kalium (potassium) yang lebih tinggi. Rendahnya konsumsi sayur dengan sendirinya meningkatkan risiko terhadap berbagai penyakit yang berkaitan dengan PGK: penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi, diabetes, obesitas, dan sindrom metabolik. Tak ayal, kurang makan sayur kerap dipandang sebagai faktor prediksi kuat terhadap mortalitas.
2. Perbanyak makan makanan sumber kalium
Dalam studi ini, ditemukan bahwa asupan kalium yang lebih tinggi berkaitan dengan berkurangnya insiden PGK dan berkurangnya penurunan LFG (laju filtrasi glomerular). Penuranan LGK mengindikasikan bahwa ginjal tidak bekerja dengan baik. Kalium berfungsi menyeimbangkan kadar sodium dalam tubuh. Berbagai studi menemukan, kadar dosium terlalu tinggi bisa merugikan ginjal, serta meningkatkan tekanan darah. Penting untuk selalu menjaga keseimbangan kalium dan sodium.
3. Kurangi asupan garam
Garam adalah sumber sodium. Sodium dibutuhkan oleh tubuh, tapi bila berlebihan meningkatkan risiko terjadinya PGK serta penurunan LFG. WHO menganjurkan agar konsumsi garam maksimal 5 gr (<1 sdt) dalam sehari. Tidak mudah memang, tapi bisa dilakukan. Cara mengurangi asupan garam bisa disimak di artikel ini.
4. Lebih sering berolahraga
Aktivitas fisik yang lebih tinggi secara konsisten berkaitan dengan risiko PGK yang lebih rendah. Diduga karena aktivitas fisik mampu menurunkan tekanan darah, memperbaiki kendali gula darah, hingga meningkatkan regenerasi pembuluh darah. Aktivitas fisik yang dimaksud yakni berolahrga setidaknya 30 menit sehari, dan menghindari “mager” alias rebahan terlalu lama.
5. Berhenti merokok
Perokok dan mantan perokok memiliki risiko lebih tinggi untuk PGK dibandingkan mereka yang tidak pernah merokok sama sekali. Rokok meningkatkan risiko terjadinya albuminuria hingga 67%. Albuminuria adalah tingginya kadar protein albumin dalam urin, yang menandakan penurunan kerja ginjal dalam menyerap ulang protein di urin. Albuminuria adalah salah satu gejala PGK. Efek buruk lain dari merokok antara lain disfungsi sel endotel akibat racun pada rokok, yang akan berujung pada kerusakan pembuluh darah ginjal serta resistansi insulin.
6. Kurangi konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol berjalan beriringan dengan insiden PGK dan penurunan LFG. Salah satu hipotesis, konsumsi alkohol yang berlebihan merusak ginjal, serta berhubungan dengan peningkatan risiko albuminuria dan PGK.
____________________________________________
Ilustrasi: Background photo created by freepik - www.freepik.com