Demam berdarah dengue (DBD) tengah mewabah di Nusa Tengggara Timur, hingga saat ini menyebabkan 32 orang meninggal. Jumlah tertinggi ada di Kabupaten Sikka dengan 13 orang. Upaya penanganan terpenting dalam kasus DBD adalah mencegah jangan sampai dehidrasi. Cairan isotonik seperti pada air kelapa lebih dianjurkan daripada air biasa.
Sebagaimana diketahui penyakit yang juga dikenal dengan Dengue Hemorrhagik Fever (DHF) ini disebabkan oleh infeksi virus Dengue yang dibawa nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Nyamuk ini dapat hidup hampir di semua wilayah Indonesia. Data WHO menyebutkan lebih dari 40% penduduk dunia hidup di daerah endemis nyamuk Aedes aegypti, yakni daerah tropis dan subtropis. Dan Asia lah yang terbanyak terkena DBD tiap tahunnya.
Masa inkubasi virus ini selama 3 -15 hari setelah tergigit. Ditandai dengan demam dan perasaan menggigil, bola mata kemerahan dan nyeri saat digerakkan, tekanan darah cenderung turun.
Muncul bintik merah (ada beberapa kasus tanpa bintik merah) yang tidak hilang jika ditekan. Bisa pula disertai dengan mimisan, perdarahan gusi dan feses berwarna hitam / keras. Gejala ini muncul ketika trombosit mulai turun (batas normal 150.000/mm³ – 500.000/mm³).
“DBD ditandai dengan demam tinggi antara 38°C – 40°C yang mendadak dan menurun pada hari ke-4 sampai ke-5,” ujar dr. H. Hindra Irawan Satari, SpA (K), Staff Divisi Tropik Infeksi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM.
Yang perlu diwaspadai adalah penurunan demam bisa berarti pasien memasuki fase syok dan dibarengi dengan dehidrasi.
Cegah dehidrasi
Pasokan cairan diperlukan agar penderita jangan sampai kekurangan ion / elektrolit. Menurut dr. Samuel Oetoro MS, SpGK, spesialis gizi klinis FKUI – RSCM, penggantian cairan mutlak diperlukan sebelum seseorang syok, yang artinya 30% cairan tubuh keluar lewat pembuluh darah.
Pada prinsipnya cairan pengganti yang digunakan harus mengandung mineral dan elektrolit yang sama dengan cairan tubuh. Terdapat pada cairan isotonik yang sifatnya mudah diserap, seimbang dan memiliki kandungan sama dengan plasma / cairan yang keluar.
Oralit adalah salah satu cairan isotonis yang biasa diminum saat seseorang menderita demam berdarah. Dalam bentuk yang alami, cairan isotonis terdapat pada air kelapa.
Di dalam air kelapa terkandung karbohidrat sederhana, asam amino, natrium, kalium, kalsium, magnesium, besi dan tembaga.
Juga vitamin, seperti vitamin C dan 7 macam vitamin B (nikotinik, asam pantotenat, biotin, riboflavin [B2], asam folat, tiamin [B1] dan piridoksin [B6]) yang berfungsi membantu metabolisme dan daya tahan tubuh.
Begitu lengkap nutrisi air kelapa, sehingga sering dikatakan mirip cairan infus. Bahkan FAO (Food and Agriculture Organization) merekomendasikan air kelapa sebagai minuman energi alami.
Kebutuhan energi wajib terpenuhi
Selain minuman perlu diperhatikan makanan untuk penderita DBD, karena seperti umumnya demam terjadi peningkatan metabolisme. Sehingga tubuh memerlukan banyak energi yang berasal dari karbohidrat, protein dan lemak.
Untuk tiap kenaikan suhu sebesar 1°C, kebutuhan nutrisi meningkat sebesar 10%. Sebaiknya nutrisi diberikan dalam bentuk cair karena rasa mual yang sering timbul. Susu yang lengkap gizi kandungan gizi, jus buah atau minuman isotonik yang tersedia di pasaran dapat dijadikan pilihan.
Faktor kebersihan lingkungan juga perlu diperhatikan untuk mencegah penyebaran nyamuk Aedes aegypti. Seperti menguras penampungan air seminggu sekali, menutup rapat tempat penampungan air dan mengubur barang-barang yang potensial menjadi sarang.
Selain itu, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk seperti ikan Cupang dapat menjadi alternatif pencegahan disamping menyalurkan hobi. (jie)