Nyeri lutut kerap dialami oleh mereka yang sudah tua. Saking kerapnya, banyak mitos tentang radang sendi atau osteoarthritis yang dianggap sebagai kebenaran umum. Tetapi bagaimana faktanya?
Berikut ini menurut dr. L. Andre Pontoh, SpOT (K) dari Jakarta Knee & Shoulder Orthopaedic Sports Center (JKOSC), RS Pondok Indah, Jakarta beberapa mitos dan fakta yang kerap kita dengar:
1. Perkapuran/radang sendi lutut (osteoarthritis) karena kebanyakan kalsium
Perkapuran bukanlah osteoporosis yang disebabkan oleh kurang kalsium. Penyakit osteoarthritis (OA) adalah kerusakan tulang rawan, tidak berhubungan dengan kalsium.
Konsumsi kalsium berlebih tidak menyebabkan perkapuran. OA termasuk golongan penyakit rematik, yang timbul akibat kelainan genetik, usia, berat badan dan gerak sendi berlebih.
2. Nyeri lutut disebabkan karena kekurangan cairan
Nyeri lutut karena pengapuran menyebabkan kerusakan tulang rawan di area sendi. Ini mengakibatkan radang dan membengkak. Saat bengkak sendi lutut justru kelebihan cairan, bukan kekurangan cairan.
3. Naik turun tangga baik untuk kesehatan
Naik atau turun tangga baik untuk kesehatan jantung, namun berisiko tinggi pada kesehatan lutut. Saat naik, beban di lutut 2,5 kali berat badan. Ketika turun, lutut menahan beban hingga 3,5 kali berat badan.
Jika seseorang melakukan gerakan squat (gerakan hendak duduk yang ditahan di udara), tekanan di lutut sampai 7,5 kali. Tekanan-tekanan tersebut bisa membuat kerusakan pada tempurung lutut.
Yang harus dilakukan untuk mengurangi beban saat naik atau menuruni tangga adalah menggunakan alas kaki yang empuk dan berpegangan pada pegangan tangga.
4. Olahraga terbaik untuk menurunkan berat badan adalah lari
Lari memang efektif membakar kalori. Tetapi lari memberikan tekanan di lutut hingga 3,5 kali berat badan.
Makin gemuk seseorang, tekanan semakin bertambah, risiko kerusakan sendi lutut pun naik. Lari tidak dianjurkan pada mereka yang obesitas.
Penanganan paling tepat bagi penderita obesitas adalah dengan mengatur pola makan, dan olahraga yang tidak membebani lutut, seperti bersepeda, jalan kaki atau berenang.
5. Cedera sendi karena olahraga harus dioperasi dan tidak bisa olahraga lagi seumur hidupnya
Faktanya pada olahraga intensitas tinggi, seperti sepak bola, basket atau olahraga bela diri, risiko cedera ligamen sendi lutut - dari terpuntir hingga putus – tinggi.
Ligamen merupakan serabut jaringan ikat di ujung tulang dalam persendian. Ia mempertemukan kedua ujung tulang dan mempertahankan kestabilan sendi.
Dengan penanganan yang tepat, cedera ligamen bisa diatasi melalui operasi single/double bundle arterior cruciate ligament reconstruction. Penderita bisa olahraga seperti biasa.
6. Operasi lutut membuat lutut tidak bisa ditekuk
Operasi ganti sendi lutut adalah salah satu terapi osteoarthritis. Operasi hanya dilakukan pada kasus radang / perkapuran berat. Pasca-operasi, lutut bisa digunakan seperti biasa, asal melakukan fisioterapi dengan benar. (jie)
Baca juga : Osteoarthritis Bisa Menyerang Orang Muda Akibat Gaya Hidup