Sakit tidak mengenal waktu, sehingga kerap kita dihadapkan pada tidak ada pilihan lain selain segera ke rumah sakit. Tetapi bila Anda bisa memilih, penelitian menyatakan hindari pergi ke rumah sakit di tengah hari.
Pada keadaan yang tidak membutuhkan perawatan segera (darurat), biasanya kita melakukan pendaftaran dan ‘janjian’ dengan dokter. Riset menyatakan setidaknya ada lima hal yang menyatakan sebaiknya hindari jam sibuk di tengah hari.
1. Melawan ritme sirkadian tubuh
Kebanyakan orang merasa mengantuk dan kurang produktif setelah makan siang. Ini adalah fenomena sehari-hari, dan merupakan bagian dari ritme sirkadian tubuh.
Setelah makan siang tubuh memusatkan energi untuk mencerna makanan, sehingga aliran darah ke otak dan organ lain berkurang, menyebabkan munculnya rasa kantuk.
Hal yang sama berlaku untuk perawat dan dokter. Jika Anda periksa pukul 15.00 – 16.00 dilaporkan memiliki tingkat konsentrasi terendah, membuat mereka cenderung kurang memperhatikan Anda.
Riset yang dilakukan di Duke University School of Medicine, AS, ahli anestesi membuat lebih banyak kesalahan (4,2%) pada jam 4.00 sore karena kurangnya konsentrasi, dibandingkan 1,0% saat jam 9.00 pagi. Riset ini dilakukan oleh M C Wright, J B Mark, dkk., dimuat di jurnal Quality And Safety In Health Care 2006.
2. Pergantian shift akan memperlambat proses
Staf rumah sakit bekerja secara bergiliran, dan dalam kebanyakan kasus pergantian shift terjadi pada sore hari. Pergantian jam kerja adalah waktu yang ‘kacau’.
Beberapa orang bisa terburu-buru untuk menyelesaikan pekerjaan mereka dan pulang. Ada kemungkinan besar bila mereka tidak terlalu memperhatikan Anda, dan Anda harus menunggu lebih lama.
Jadi jika Anda mempunyai sedikit waktu, jangan pergi ke rumah sakit di sore hari.
3. Kurang higienis
Tenaga medis mungkin adalah orang terakhir yang Anda pikirkan abai tentang menjaga kebersihan, tetapi penelitian menyatakan hal lain.
Satu penelitian tahun 2015 terhadap lebih dari 4.000 staf rumah sakit menemukan, bahwa mereka mencuci tangan kurang dari setengah waktu yang seharusnya atau ketika mereka memiliki kesempatan untuk melakukannya.
Terlebih lagi, ketika para staf tersebut - dua pertiganya adalah perawat - memulai giliran kerja di pagi hari, mereka 38% lebih kecil kemungkinannya untuk mencuci tangan di sore hari.
4. Penyakit kronis cenderung kurang terdeteksi
Sesuai dengan studi di University of Pennsylvania, dokter lebih cenderung untuk merekomendasikan Anda untuk mendapatkan tes skrining di pagi hari.
Mengunjungi dokter di siang hari mengurangi kemungkinan keberhasilan skrining untuk penyakit yang mengancam jiwa. Seiring berlalunya hari, dokter kewalahan dengan semakin banyak pekerjaan dan kecil kemungkinannya meresepkan skrining tambahan.
Kelelahan yang terjadi sekitar jam 2.00 - 3.00 sore mempengaruhi baik dokter, perawat atau tenaga medis lain. Satu penelitian pada lebih 1.000 tindakan kolonoskopi menemukan bahwa dokter lebih kecil kemungkinannya medeteksi polip di usus besar yang menjadi tanda-tanda awal kanker kolon, saat tengah sampai sore hari.
Yang mengejutkan, setiap jam yang berlalu menurunkan tingkat deteksi polip hingga 5%.
5. Mendapatkan resep antibiotik yang mungkin tidak perlu
Antibiotik bukanlah solusi untuk setiap penyakit. Konsumsi antibiotik yang tidak tepat berisiko menyebabkan bakteri kebal terhadap antibiotik.
Namun, satu studi yang diterbitkan di JAMA Internal Medicine menemukan bahwa seiring berjalannya waktu, dokter lebih mungkin untuk meresepkan antibiotik – bahkan ketika sama sekali tidak diperlukan, seperti dalam infeksi virus.
Ditengarai ini akibat efek komulatif dari berurusan dengan banyak pasien, sehingga mengaburkan keputusan dokter. Lebih mudah untuk menuliskan resep daripada menjelaskan gejala penyakit. (jie)