“Gigi yang tanggal harus diganti,” tegas Prof. Dr. drg. Lindawati S. Kusdhany, Sp. Pros (K), Guru Besar Tetap FKG UI. Secara umum, ada tiga fungsi gigi. Yakni mengunyah makanan, berbicara, dan sebagai estetik. Bila ada gigi yang hilang/tanggal, kemampuan mengunyah akan menurun, pengucapan huruf tertentu jadi terganggu, dan penampilan turut terdampak. Tak jarang orang jadi malu tersenyum atau berbicara, lantaran giginya ompong. Akhirnya timbul hambatan psikologis untuk bersosialisasi.
Pengaruh gigi tanggal terhadap kemampuan mengunyah, jangan dianggap enteng. Bila banyak gigi yang tanggal pada satu sisi, maka orang cenderung mengunyah pada satu sisi saja. Sisi yang tidak bergigi tidak dipakai mengunyah. “Bila ini berlanjut terus menerus dalam waktu lama, akan mengakibatkan kelainan sendi rahang,” imbuh Prof. Linda. Kelainan pada sendi rahang akan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
Efek domino terus berlanjut. Gigi tanggal menciptakan rongga pada deretan gigi. Ini akan membuat jaringan di sekitar gigi yang tanggal berubah. Gigi lawan (yang berada di atas atau di bawah gigi tanggal) akan turun ke arah yang tidak bergigi. Gigi di kiri-kanan gigi tanggal pun akan bergeser sehingga deretan gigi menjadi renggang.
Ini membuat makanan mudah terselip di antara gigi, yang bisa menimbulkan kelainan pada jaringan penyangga gigi (periodontal). “Akibat lanjutannya, gigi-gigi yang lain akan ikut goyang sehingga perlu dicabut atau tanggal dengan sendirinya,” tutur Prof. Linda.
Gigi tiruan
Gigi yang tanggal perlu digantikan fungsinya oleh gigi tiruan. Idealnya dilakukan selambatnya 1 bulan setelah gigi tanggal, sebelum gigi geligi yang lain berubah. Bila posisi gigi yang lain sudah berubah, posisinya tidak akan bisa sama lagi seperti sebelumnya, meski akhirnya menggunakan gigi tiruan.
Drg. Bernadi C. Into, Sp.Pros dari Siloam Hospital, Jakarta, menyatakan, “Kalau bisa, gigi tiruan mempertahankan jaringan yang ada semaksimal mungkin.” Misalnya bagian gigi yang tersisa hanya akarnya, maka dokter gigi akan membuatkan mahkota tiruan. Itu prinsip utamanya.
Prinsip kedua, pemasangan gigi tiruan harus dilakukan secara higienis. Ketiga, membentuk/mengembalikan gigi seperti bentuk aslinya atau bentuk fungsionalnya yang baik, yakni untuk makan dan berbicara. Dan secara estetis baik, sesuai dengan bentuk wajah.
Tidak hanya lansia
Orang berusia muda pun banyak yang memakai gigi tiruan. Sebab utamanya, kebersihan mulut kurang terjaga sehingga gigi banyak yang berlubang atau gusi meradang. Akhirnya, gigi tanggal. Ditengarai, 70% orang Indonesia memiliki gigi berlubang dan sebagian besar lubang tidak dirawat hingga gigi berpotensi tanggal.
Ada kalanya, anak-anak pun perlu menggunakan gigi tiruan. Ini misalnya dilakukan pada anak yang giginya lambat tumbuh, padahal gigi susunya sudah lama tanggal. Agar posisi gigi yang lain tidak berubah, maka dibuatkan gigi tiruan hingga giginya tumbuh. (nid)
____________________________________________