Selain metode yang bisa dilakukan sendiri, ada metode penghilang rambut yang lebih canggih dan efeknya jangka panjang (long term). Harus dengan pengawasan dokter. Yang pertama, elektrolisis yang menggunakan listrik, bisa dilakukan 1x sebulan. Alat dengan ujung seperti kawat dimasukkan satu per satu ke folikel rambut hingga rusak akibat panas. Metode ini kurang praktis, tidak cocok untuk area luas. Idealnya untuk area kecil seperti kumis. Elektrolisis harus dilakukan tenaga ahli, karena arus listrik harus dikontrol dengan ketat. “Kalau terlalu kuat, bisa terjadi luka parut,” ujar dr. Gloria Novelita, Sp.KK dari Klinik Beyoutiful, Jakarta.
Untuk area yang luas, bisa digunakan laser. Cahaya laser yang digunakan memiliki panjang gelombang yang spesifik menargetkan melanin. Melanin (pigmen) ini yang dirusak sehingga pecah, dan folikel rambut ikut rusak.
Metode laser tidak bisa dilakukan pada rambut yang sudah beruban atau yang berwarna muda, karena tidak mengandung melanin. “Idealnya untuk rambut hitam dengan kulit putih. Bila kulitnya gelap, sebagian sinar laser akan diserap oleh kulit,” terang dr. Gloria. Agar aman, kekuatan laser dikurangi. Namun efektivitas laser jadi berkurang, sehingga harus dilakukan lebih sering.
Ada IPL (intensed pulse light). Mirip laser, tapi panjang gelombangnya berbeda. “Pada laser, panjang gelombang cahayanya monokromatik; dengan target melanin. IPL cahayanya polikromatik; panjang gelombangnya berspektrum,” tutur dr. Gloria. IPL bisa mengenai hemoglobin (sel darah merah) atau air di pembuluh darah kulit, hingga efek sampingnya lebih banyak. “Itu secara teori. Pada praktiknya, bila dilakukan dengan hati-hati, hasilnya baik,” katanya.
Efek permanen
Setelah 5x tindakan, laser bisa memberi efek menghilangkan bulu secara permanen hingga 90%. Tidak 100% karena pada folikel rambut terdapat stem cell, yang akan memperbaiki diri bila rusak. Selain itu, ada fase rambut: anagen (tumbuh), katagen (transisional) dan telogen (istirahat). “Pada fase telogen, rambut tidak mempan dilaser,” ujar dr. Gloria. Rambut tidak berada dalam siklus yang seragam. Bisa terjadi, saat dilakukan laser beberapa kali, sekelompok rambut sedang dalam fase telogen. Setelah terapi laser selesai, rambut tersebut tumbuh. Tindakan laser harus dilakukan pada fase anagen, saat rambut rentan terhadap trauma.
Prosedur laser dilakukan mengikuti siklus pertumbuhan rambut agar hasilnya optimal. Pada ketiak, laser bisa dilakukan 1x 4 minggu. Pada area yang pertumbuhan rambutnya lebih lama seperti kaki, bisa 1x 8 minggu. Bila sebelum waktunya sudah ada rambut yang tumbuh, bisa dicukur dulu. “Yang pasti saat dilakukan tindakan laser, sudah ada pertumbuhan yang baru sehingga kita yakin rambut berada dalam fase anagen,” ucap dr. Gloria.
Berbeda dengan metode jangka pendek yang tidak memgubah warna dan ketebalan rambut, laser membuat rambut lebih tipis, halus dan warna lebih muda; disebut miniaturiasi. Rambut yang tumbuh, seperti rambut halus di wajah. Waktu tumbuhnya lebih lambat. Jadi, meski rambut tidak hilang 100%, rambut yang tumbuh lebih menyenangkan secara estetik. “Kita menghilangkan rambut agar secara estetis kelihatan bagus. Tak perlu dilihat satu per satu, yang penting secara keseluruhan rambut sudah tidak mengganggu,” tandas dr. Gloria.
Perhatikan durasi saat melakukan tindakan laser. “Bukan tidak boleh dilakukan terlalu sering, tapi jadi boros karena belum waktunya dilakukan,” kata dr. Gloria. Kulit juga harus dalam kondisi sehat, tidak habis terbakar matahari. Setelah laser, efek samping bisa berupa kemerahan pada kulit atau (sesekali) terjadi lepuh. Harus sembuh dulu, baru laser bisa kembali dilakukan. Usai dilaser, kompres dengan air dingin atau oleskan soothing cream dan obat steroid topikal (oles) yang ringan seperti hidrokortisol. Efek samping ini hanya sementara.
Di luar negeri misalnya Amerika Serikat, vaniqa cream kerap digunakan bersama laser dan metode cukur. Krim ini harus dengan resep dokter, bekerja dengan menghambat enzim yang dibutuhkan untuk penghilang rambut, sehingga memperlambat pertumbuhan rambut. Krim dioleskan setiap hari. Tidak menghilangkan rambut melainkan memperlambat pertumbuhannya, serta membuat rambut lebih halus dan lembut.
Pengaruh hormon
Semua metode hanya spesifik untuk menghilangkan rambut. Bila ada masalah hormonal, perlu diselesaikan. Karena tidak hanya menyangkut estetik, tapi memengaruhi kesuburan. Selama gangguan hormone masih ada, masalah rambut sulit diatasi. “Kalaupun dilakukan tindakan laser, akan sulit karena pertumbuhan rambut distimulasi oleh hormone,” papar dr. Gloria.
Metode mana yang paling baik dan aman? “Relative, tergantung masing-masing orang. Bila ingin yang short term, apa saja boleh. Kalau capek karena harus sering bercukur atau waxing, pilih yang long term,” terang dr. Gloria. Jadi, sesuaikan dengan kenyamanan, kebutuhan dan anggaran.
Bahan Tradisional
Banyak bahan alami yang bisa digunakan untuk menghilangkan bulu. Misalnya kunyit, kapur sirih, getah kamboja, serta kombinasi maizena, gula dan telur. Menurut dr. Gloria, bahan-bahan tersebut bisa dipakai. Hanya saja, sulit menentukan dosis yang tepat agar hasilnya efektif dan tanpa efek samping.(nid)