Sunat (sirkumsisi) telah lama dianjurkan oleh para ahli kesehatan sebagai bagian dari pencegahan penyakit, seperti kanker kelamin, penyakit seksual menular dan infeksi saluran kemih. Tetapi kerap kali anak-anak berontak ketika akan disunat karena takut pada jarum suntik bius.
Beruntung sekarang hadir teknologi baru yang memungkinkan bius sunat tidak menggunakan jarum suntik, tetapi cukup disemprotkan.
Menurut The American Psychiatric Association, sekitar 10% orang di dunia yang mengalami fobia jarum suntik. Mereka akan menghindar saat akan mendapat perawatan medis menggunakan jarum suntik.
“Pada anak-anak, berdasarkan penelitian, pengalaman nyeri saat disuntik dapat menimbulkan trauma jarum suntik pada saat ia dewasa,” terang dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, pendiri Rumah Sunat dr Mahdian.
Area penis dipenuhi oleh saraf sensoris, sehingga dibutuhkan tindakan bius untuk meminimalkan rasa nyeri. Terdapat dua teknik anestesi (bius) yang harus dilakukan sebelum melakukan tindakan sunat, yaitu anestesi infiltrasi dan anestesi block.
Bius infiltrasi bertujuan untuk mengilangkan rasa nyeri di kulit dan jaringan yang terletak lebih dalam. Sementara anestesi block (penile block technique) untuk membaalkan saraf-saraf besar di dalam penis.
“Normalnya untuk melakukan dua jenis bius ini membutuhkan lima kali suntikan. Jika sekali suntik pasien sudah merasakan sakit, bayangkan jika lima kali,” imbuh dr. Mahdian. “Ini yang nantinya akan menimbulkan trauma.”
Sebagai alternatif, tindakan bius diganti menggunakan teknologi needle-free injection (tanpa jarum suntik). Penetrasi cairan obat bius ke dalam lapisan kulit menggunakan mekanisme pegas berkecepatan tinggi.
“Air yang didorong dengan udara bertekanan bisa menembus kulit. Kuat ringannya tekanan dapat diatur, untuk sunat dewasa yang kulitnya lebih tebal, tekanan angin di-set lebih kuat, sementara untuk anak-anak lebih ringan,” tambah dr. Mahdian dalam acara Revolusi Sunat Tanpa Jarum Suntik, yang berlangsung di Jakarta (18/6/2019) .
Alat ini di luar negeri, khususnya Korea Selatan, sudah dipakai dalam perawatan kulit atau dalam proses cabut gigi. Setelah disemprotkan cairan bius akan masuk beberapa milimeter ke dalam kulit. Nozzle atau ‘peluru’ yang berisi obat bius sifatnya sekali pakai.
Onset atau efek bius akan muncul antara 1-2 menit, puncak rasa kebal (baal) didapatkan setelah 10 menit. Efek bius bisa bertahan antara 2-8 jam (tergantung jenis obat bius).
Dibandingkan menggunakan metode bius jarum suntik, teknik needle-free injection ini selain tidak sakit, juga menghindarkan risiko melukai pembuluh darah (mengakibatkan memar yang biasa muncul jika jarum suntik mengenai pembuluh darah). Selain itu juga mengurangi risiko kontaminasi silang bakterial.
“Karena tidak nyeri, anak menjadi lebih tenang, tidak nangis. Sehingga proses sunat lebih mudah, dan risiko penis terpotong juga kecil,” tambah dr. Mahdian.
Teknologi needle-free injection ini terdiri dari tiga komponen utama yaitu, alat semprot cairan anestesi (terbuat dari kaca dengan ukuran), injektor dan pompa injektor. Injektor yang menggunakan tenaga pegas dapat disesuaikan dengan kekuatan penetrasi ke kulit sesuai kebutuhan. (jie)
Baca juga : Manfaat Sunat Pada Bayi