Flu adalah penyakit yang biasa menyerang kita, paling sering terjadi saat pergantian cuaca. Lantas apa yang harus kita lakukan jika pasangan kita di rumah terserang flu, supaya tidak ikut tertular?
Saat suami / istri, atau anak terserang flu, bahkan harus istirahat di rumah, kita (yang juga tinggal satu atap) berisiko ikut tertular. Berikut ini ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk memperkecil risiko penularan.
Cuci tangan
Cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun adalah cara paling efektif mencegah penularan kuman (bakteri, jamur, virus, dll), baik di dalam atau dari luar rumah.
Cuci tangan menggunakan air (tanpa sabun) sifatnya hanya meluruhkan kuman di tangan. Sebagian kuman di ceruk-ceruk telapak tangan mungkin masih menempel. Sementara jika menggunakan sabun atau cairan antiseptik, 90% kuman di tangan akan mati.
Baca juga : Cuci Tangan, Cara Sederhana Tangkal Infeksi
Bersihkan gagang kulkas
Menurut dr. Robin Thompson, dari ProHealth Care Association, di Huntington, New York, Amerika Serikat, menghindari kontak dengan pasangan bisa mencegah penularan, tapi sulit dilakukan. “Tidur di kasur yang sama akan meningkatkan risiko penularan, tapi ini tak terhindarkan,”ujarnya.
Lantas langkah yang masuk akal adalah secara reguler membersihkan area-area yang kerap disentuh / dipegang, seperti gagang kulkas, gagang lemari, dll.
Jangan berbagi tempat minum
Berkumur menggunakan cangkir bersama (saat sikat gigi) akan meningkatkan risiko penularan penyakit. “Pastikan dan bersihkan dengan benar benda-benda yang mungkin terkena ludah pasangan Anda,” ujar dr. Susan Rehm, wakil kepala departemen penyakit menular di Cleveland Clinic, Amerika Serikat.
Ini berarti juga jangan memakai gelas, piring, sendok, dll., dengan yang digunakan pasangan Anda.
Minum vitamin
Saat pasangan atau anak terbaring akibat flu, mengonsumsi suplemen vitamin atau mineral peningkat sistem imun akan membantu membentengi diri Anda dari risiko tertular. “Atau lakukan vaksinasi flu jauh-jauh hari. Ini adalah perlindungan terbaik,” tegas dr. Rehm.
Ia menambahkan, saat khawatir tertular, dr. Rehm lebih memilih melakukan hal-hal yang bisa ia kontrol, seperti makan makanan bergizi, olahraga dan tidur cukup. “Ini membantu saya bertahan dari ekspos kuman penyakit,” katanya.
Bersin dengan benar
Dr. Pritish Tosh, peneliti penyakit menular dari the Mayo Clinic, Amerika Serikat mengatakan, penting untuk melakukan etika bernapas yang benar saat kita sakit. Ini termasuk cara bersin dan batuk. Yakni dengan bersin ke arah badan kita sendiri (dengan menundukkan kepala), atau menggunakan masker.
Cara ini akan mengisolasi penyebaran kuman penyakit. Mencegah orang-orang di depan atau sekitar kita terkena cipratan ludah yang mengandung kuman. (jie)