Ibu, jangan sepelekan demam saat hamil. Sejak lebih dari tiga decade lalu, telah diketahui bahwa demam di trimester pertama kehamilan meningkatkan risiko bayi lahir dengan cacat jantung dan kelainan (deformitas) pada wajah seperti sumbing.
Peneliti di Duke University Medical Center, Amerika Serikat, telah menemukan bahwa demamlah yang menyebabkan kelainan tersebut, bukan penyebab demamnya. Berdasarkan penelitian mereka pada hewan (ikan zebra dan ayam), tampak bahwa peningkatan suhu mengganggu perkembangan jantung dan rahang embrio.
Ditemukan bahwa sel neural crest, zat pembangun (building blocks) yang penting bagi jantung, wajah dan rahang, mengandung saluran ion yang sensitif terhadap temperatur. Saluran ion ini mirip dengan yang terdapat pada sel-sel saraf sensorik. “Ketika kita menempelkan tangan pada gelas berisi air panas, saluran inilah yang mengatakan pada tubuh bahwa terjadi perubahan temperature,” terang Eric Benner, MD, Ph.D, penulis senior riset tersebut, yang juga neonatologis dan asisten profesor ilmu kesehatan anak di Duke.
Dalam riset, peneliti menciptakan kondisi yang mirip demam pada dua saluran ion yang sensitive terhadap temperature (TRPV1 dan TRPV2), pada sel neural crest yang berperan dalam perkembangan jantung dan wajah. Teknologi yang dilakukan berbasis magnet sehingga tidak invasive (tidak melukai).
Begitu sel-sel neural crest tersebut terpapar oleh kondisi yang menyerupai demam, embrio berkembang dengan kelainan pada kepala dan wajah, serta cacat jantung. Cacat bawaan yang terjadi, tergantung kapan demam terjadi; apakah saat pembentukan jantung ataukah kepala dan leher. Namun belum diketahui apakah/bagaimana keparahan maupun durasi demam berdampak pada perkembangan embrio.
Bila Anda demam saat hamil, jangan ragu untuk menelepon dokter. “Pereda demam khususnya asetaminofen telah diteliti secara ekstensif, dan ditetapkan aman untuk kehamilan trimester pertama,” ujar Benner. Ia melanjutkan, umumnya dokter menyarankan untuk menghindari berbagai obat selama kehamilan, tapi minum asetaminofen untuk meredakan demam bisa jadi sangat bermanfaat, “Diskusikanlah semua risiko dan manfaat dengan Dokter.”
Mengenai penggunaan jangka panjang selama hamil untuk kondisi yang berkelanjutan/kronis misalnya arthritis, keamanan asetaminofen masih diperdebatkan. “Dianggap aman untuk masalah yang akut (sebentar) seperti demam. Temuan ini menunjukkan, kita bisa mengurangi risiko cacat bawaan yang bisa menyebabkan komplikasi serius dan membutuhkan operasi,” pungkasnya.
Adapun obat antiinflamasi non steroid (OAINS) seperti ibuprofen dan aspirin juga meredakan demam, tapi OAINS tertentu tidak aman diminum saat hamil tua. (nid)