Saat hamil, gigi memang bisa bermasalah. Itu terjadi karena ada perubahan fisiologis, yang mempengaruhi sistem hormonal dan kardiovaskuler. Sering disertai perubahan sikap, suasana atau perilaku yang tidak biasa. Perubahan fisik saat hamil, mempengaruhi setiap sistem utama tubuh. Termasuk rongga mulut.
Gingivitis (radang gusi) merupakan manifestasi oral, yang sering terjadi selama kehamilan. Sekitar 60-70% wanita hamil mengalami radang gusi. Beberapa penelitian melaporkan, keparahan terhebat terjadi antara trimester kedua dan ketiga kehamilan.
Uumumnya radang gusi terjadi di bulan kedua kehamilan, memburuk sejalan dengan berkembangnya kehamilan sebelum mencapai puncaknya pada bulan kedelapan, kemudian menurun pada bulan kesembilan.
Prof. Armasastra Bahar, DDS, PhD, dari Ikatan Profesi Kesehatan Gigi Masyarakat Indonesia (IPKESMI) mengatakan, ketidaksemimbangan hormon pada masa kehamilan menyebabkan gusi sedikit membengkak. Terjadi peningkatan konsentrasi hormon seks (estrogen dan progesteron).
Hal tersebut juga berpengaruh pada mikrobiota di rongga mulut. Terjadi peningkatan sejumlah patogen (bakteri berbahaya). Penelitian Jansen, dkk., melaporkan, terjadi 55 kali lipat peningkatan proporsi bakteri P. Intermedia pada wanita hamil, dibanding wanita tidak hamil.
Masalah timbul karena biasanya ibu hamil malas menjaga kebersihan mulut. “Padahal morning sickness, seperti muntah-muntah membuat mulut bertambah asam. Gusi yang pada dasarnya sudah agak membengkak, tambah parah jika kebersihannya tidak dijaga,” terang Prof. Arma.
Di rongga mulut, terdapat plak yang menempel di gigi karena ada daerah yang tak terjangkau saat menggosok gigi. Plak mengandung sejumlah bakteri yang membentuk koloni sekitar 100 juta – 1 milyar bakteri per miligram plak. Bakteri tersebut menyebabkan inflamasi pada sulkus gingiva.
“Agar radang gusi tidak bertambah parah, kebersihan mulut harus dijaga. Bersihkan plak gigi, atau berkumur dengan obat kumur,” ujar Prof. Arma. Sebaiknya, sebelum merencanakan kehamilan, gigi perlu diperiksa. Tujuannya untuk menghindari munculnya masalah gigi.
“Proses kehamilan bisa bertambah berat, bila ibu sakit gigi,” terang staf pengajar di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia ini.
Radang gusi perlu dicegah, sehingga gigi tak perlu dicabut. “Obat anestesi dapat memicu terjadinya kontraksi janin dan kelahiran prematur. Pencabutan gigi saat hamil tidak dianjurkan. Pemberian obat-obatan untuk sakit gigi, tidak berdampak baik untuk janin,” terang Prof. Arma.
Cara menjaga mencegah radang gusi saat hamil:
- Gosok gigi 2x sehari dengan bulu sikat yang lembut dan tekanan yang stabil,
- Gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride,
- Gunakan benang gigi dan free alcohol mouthwash,
- Periksakan gigi secara berkala ke dokter gigi. (jie)