pemberian aspirin untuk anak picu sindrom reye
pemberian aspirin untuk anak picu sindrom reye

Reye Syndrome Sebabkan Pembengkakan Otak dan Hati, Hindari Aspirin untuk Anak

Reye syndrome (sindrom Reye) termasuk penyakit langka yang menyebabkan pembengkakan  otak dan hati (liver) pada anak, dan dapat menyebabkan kematian. Pemberian aspirin bisa memicu sindrom Reye.

Dilansir dari Kid’sHealth, sindrom Reye umumnya dialami anak usia 4 - 14 tahun, setelah sembuh dari infeksi virus seperti flu atau cacar air. Para ahli masih terus mencari penyebab Reye syndrome. Diketahui, anak yang terserang sindrom ini memiliki riwayat yang dapat menyebabkan gangguan metabolisme dan oksidasi asam lemak. Penelitian mengarah pada pemberian obat aspirin (asam asetisalisilat) pada anak, setelah terserang infeksi. 

Aspirin sering dimanfaatkan sebagai obat pereda nyeri, demam dan peradangan.  Aspirin juga dapat mengencerkan darah. Digunakan untuk mencegah terbentuknya gumpalan darah, sehingga menurunkan risiko serangan jantung atau stroke pada penderita penyakit kardiovaskular.

Aspirin dengan kandungan asetosal, bekerja pada enzim COX-1 yang mengkatalisis pembentukan trombosit dari platelet, keping darah yang terlibat dalam proses pembekuan darah. 

Karena memiliki efek mengencerkan darah, aspirin dapat menimbulkan gangguan dan perdarahan pada lambung. Terjadi karena asetosal menghambat COX-1 yang mensistesis prostaglandin, yang melindungi lambung. 

Bagi penderita asma, tidak dianjurkan mengonsumsi obat yang mengandung asetosal karena bisa membuat asma kambuh. 

Dibatasi untuk anak

Sejauh ini, obat aspirin tetap popular dan beredar di pasaran mengingat manfaat dan kegunaannya. Penggunaannya pada anak direkomendasikan untuk dibatasi, karena dapat mengganggu kesehatan. 

Menurut National Library of Medicine, sindrom reye pertama kali diperkenalkan oleh ahli patologi Australia R.D.K Reye pada 1963. Karena banyak yang melaporkan efek samping obat aspirin pada anak, tahun 1970-an Amerika Serikat meningkatkan kewaspadaan sindrom reye di seluruh negeri. 

Di sejumlah negara bagian, anak yang baru sembuh dari serangan infeksi banyak yang diobati dengan aspirin. Akibatnya, sejumlah anak terkena sindrom ini. Peringatan agar berhati-hati menggunakan aspirin untuk anak, membuat angka kasus sindrom reye jauh menurun. Hal yang sama terjadi di Inggris dan Prancis sekitar tahun 1980 - 1990.  

Gejala sindrom reye

  • Anak usia di bawah 2 tahun: diare, napas cepat.
  • Anak di atas 2 tahun sampai remaja: muntah-muntah, lemah, lesu, kesadaran menurun.

Gejala bisa bertambah parah

  1. Labil, mudah emosi.
  2. Bingung, disorientasi, muncul halusinasi.
  3. Penglihatan dan pendengaran terganggu
  4. Anggota gerak atas dan bawah melemah.
  5. Kelelahan.
  6. Kadar gula darah menurun.
  7. Kadar amonia dan keasaman darah meningkat.
  8. Kejang.
  9. Kesadaran menurun.

Gejala sindrom reye terlihat dalam 1-2 minggu setelah anak terserang flu, cacar air, diare, atau gangguan pencernaan, dan mendapat aspirin. Anak dengan gejala-gejala ini perlu segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan.

Komplikasi sindrom reye

Dapat menyebabkan kerusakan atau pembengkakak pada otak dan liver, risiko kematian penderita sindrom Reye meningkat. Kabar baiknya, anak dan remaja yang terserang sindrom ini umumnya bisa dapat bertahan hidup.

Pencegahan sindrom reye

Menurut kalangan medis, aspirin relatif aman digunakan oleh anak di atas usia 3 tahun. Hanya saja, bisa membahayakan kesehatan pada anak dan remaja tertentu. Disarankan untuk memilih jenis obat lain, dan tidak menggunakan obat yang mengandung salisilat. Bila terpaksa harus digunakan, gunakan dosis kecil dan sesuai petunjuk dokter. (sur)