Probiotik (bakteri baik) dalam yogurt – terutama golongan Bacillus dan Coccus - dapat menopang sistem pencernaan. Seperti diketahui, sebagian besar sistem imun kita dibentuk di saluran cerna. Jika saluran cerna sehat, maka sistem imun tubuh bekerja maksimal.
Di usus ada 3 kelompok bakteri: bakteri baik, bakteri oportunis (jumlahnya paling banyak) dan bakteri buruk. Bakteri oportunis bekerja mengikuti mana yang lebih dominan; bakteri baik atau bakteri buruk. Probiotik menormalkan komposisi mikrobiota di saluran cerna.
Bila mikrobiota usus normal, banyak hal yang bisa dicapai. Seperti, mengurangi bakteri penyebab diare mengontrol irritable bowel syndrome (IBS), gangguan usus yang menyebabkan perut sakit, kram/ kembung dan sembelit. Termasuk mengurangi masalah akibat peradangan usus besar dan usus halus.
Probiotik dalam yogurt juga berperan sebagai terapi antikolesterol. Penelitian di Armenian Agricultural Academy menunjukkan, pemberian yogurt selama 6 minggu signifikan menurunkan kadar LDL (low- density lipoprotein/ kolesterol jahat) dan total kolesterol.
Subyek penelitian 46 orang usia 20-67 tahun, dengan kadar kolesterol 200-304 mg/dL (kolesterol normal <200 mg/dl). Selama 4 minggu mereka diberi 200ml/hari susu yang telah disterilkan, kemudian diukur kadar total kolesterol, LDL, HDL dan trigliseridanya.
Selanjutnya subyek dibagi 2. Kelompok A menerima 300g/hari yogurt dengan probiotik L. Acidophilus dan Bifidobacteria. Kelompok B memperoleh yogurt biasa tanpa probiotik, dalam jumlah yang sama selama 6 minggu. Hasilnya LDL dan total kolesterol menurun signifikan di kelompok A, dan tidak terjadi pada grup B.
Sebaiknya, pilih yogurt yang mengandung bakteri aktif dan rendah/tanpa gula tambahan atau pengawet. (jie)