Skoliosis merupakan kelainan tulang belakang, umumnya melengkung membentuk huruf “S”. Penyebabnya bisa kelainan pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu, neuromuskulet (pengendalian otot yang buruk/ kelumpuhan otot) akibat penyakit seperti celebral palsy atau polio.
Skoliosis selain membuat kelainan bentuk tulang belakang dan rusuk, bisa memuntir pundak dan pinggul dan menggeser pusat grafitasi tubuh. Kabar buruknya, jika parah skoliosis dapat menekan jantung dan paru-paru.
Banyak penderita skoliosis yakni menghindari kegiatan fisik. Yoga dapat dilakukan untuk mengoreksi tulang belakang. Elise Miller, M.A, instruktur Iyengar yoga dan terapis dari University of North Carolina mengatakan, kombinasi antara postur yoga dan teknik napas dapat membuat tulang belakang lebih sejajar dan simetris.
Yoga bekerja dengan menarik tulang belakang dan otot yang tidak balance. Kemudian menguatkan otot yang mendukung tulang belakang, termasuk paha dan otot perut (abdomen).
Pada skoliosis, ada perubahan titik tengah grafitasi tubuh sehingga penderita secara kontinyu berusaha melawan tarikan grafitasi. Dengan melakukan pose yoga, kita dapat mengatur kembali, mengendurkan tegangan pada otot, memberi ruangan yang lebih longgar antarruas tulang belakang dan menyetel ulang center / pusat tubuh.
“Intinya, menarik otot yang sudah mengerut dan menguatkan otot yang lemah karena bentuk yang tidak simetris tersebut,” ujar Elise. “Hasilnya, sebagian besar postur penderita skoliosis membaik dan rasa sakit berkurang.”
Yoga, bagi penderita skoliosis, berperan menemukan keseimbangan optimal yang bisa dicapai dan bukan kesempurnaan hasil. Yoga juga berdampak pada aspek psikologi, yakni memberi harapan bahwa kita dapat melakukan sesuatu yang akan meningkatkan kondisi dan kualitas hidup.
Beberapa gerakan untuk meluruskan tulang punggung antara lain halasana. Dilakukan 2-15 menit setiap hari, dikombinasi dengan trikonasana untuk menyelaraskan tulang punggung dan beberapa gerakan untuk melatih keseimbangan.(jie)