Nutrisi adalah hal penting yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan tubuh. Ini menjadi bertambah artinya di masa pandemi. Vitamin E merupakan salah satu nutrisi esensial dan dibutuhkan oleh tubuh kita. Tidak hanya untuk kulit, penting juga untuk daya tahan tubuh.
Nutrisi esensial merupakan zat gizi yang sangat dibutuhkan – walau dalam jumlah sedikit- agar tubuh bisa menjalankan fungsi optimalnya, tetapi tidak diproduksi sendiri sehingga bergantung asupan dari luar.
Penelitian membuktikan bahwa vitamin E adalah antioksidan yang penting untuk membantu melindungi sel-sel tubuh, termasuk sel-sel kulit dari kerusakan akibat radikal bebas sehingga dapat membantu memelihara kesehatan kulit.
Vitamin E juga berfungsi menjaga stabilitas dan integritas membran sel-sel kulit serta melindungi komponen-komponennya dari toksisitas berbagai macam obat, logam berat dan zat kimia lain yang akan membentuk radikal bebas.
Vitamin E yang diaplikasikan ke kulit dapat menyerap sinar UV berbahaya yang dipancarkan matahari. Peningkatan efek photoprotective oleh vitamin E akan mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh sinar UV.
Tidak melulu untuk kulit
Penelitian-penelitian juga menunjukkan bahwa vitamin E terbukti bermanfaat dalam menjaga daya tahan tubuh atau imunitas.
Dr. Michael Reo, medical manager PT Daria-Varia Laboratoria Tbk., menjelaskan untuk daya tahan tubuh, vitamin E berfungsi menjaga keutuhan struktur kulit (epidermal barrier) agar mencegah masuknya mikroorganisme (virus dan bakteri) ke dalam tubuh.
“Juga mengaktifkan sistem imunitas tubuh seperti meningkatkan aktivitas antibodi serta sel pembunuh alami dalam melawan benda asing (virus dan bakteri) yang masuk ke dalam tubuh,” katanya.
Yang tak kalah penting, vitamin E juga membantu mencegah kerusakan sel-sel daya tahan tubuh dari radikal bebas sehingga sel-sel daya tahan tubuh dapat berfungsi dengan baik dalam melawan virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh kita.
Riset menunjukkan vitamin E menurunkan produksi beberapa zat mirip hormon (disebut prostaglandin tipe E2) yang memiliki efek pro-inflamasi. Sebagai catatan, peradangan (inflamasi) jangka panjang tingkat rendah, tidak terkontrol, adalah penyebab dari proses penuaan dan sebagian besar penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, gangguan pembuluh jantung, dll.
Memilih sumber vitamin E yang terbaik
Sumber alamiah vitamin E antara lain minyak sayur, sayuran hijau, sereal dengan penambahan vitamin E, telur dan kacang-kacangan.
Faktanya asupan vitamin E melalui makanan ini selalu tidak mencukupi yang dibutuhkan tubuh. Oleh sebab itu, tambahan suplemen merupakan hal yang masuk akal.
Suplemen vitamin E yang berasal dari bahan alami (d-alpha-tocopherol) seperti ekstrak biji gandum dan ekstrak biji bunga matahari, dua kali lebih baik diserap oleh tubuh dibandingkan vitamin E sintetis (dl-alpha-tocopherol).
“Penyerapan vitamin E alami ini akan lebih efektif ketika dikonsumsi dalam bentuk kapsul lunak atau sering disebut soft capsule,” kata dr. Michael.
Vitamin E dengan dosis 100 IU (International Units) direkomendasikan untuk mereka dengan masalah kulit seperti kulit kusam dan berjerawat. Dosis bisa ditingkatkan lagi apabila kondisi kulit agak kering.
Sementara itu, untuk mereka yang memiliki kulit yang mudah kering atau kering dengan berbagai macam aktifitas yang padat di dalam dan di luar ruangan, dianjurkan untuk mengkonsumsi Vitamin E dengan dosis 300 IU per-harinya. Kondisi kulit seperti itu biasanya dialami pada usia di atas 25 tahun.
Sebagai informasi batas dosis maksimal vitamin E per-hari yang ditetapkan Badan POM adalah 400 IU. (jie)
Baca juga : 5 Cara Nutrisi dapat Membantu Sistem Imun Anda Melawan Coronavirus