Pikun adalah menurunnya kemampuan otak, yang berhubungan dengan hilangnya memori dan tidak dapat berpikir secara baik. Biasanya, penderita sulit memecahan masalah atau menggunakan bahasa. Kadang mereka juga seperti melihat sesuatu, yang sebenarnya tidak ada.
Pikun, selain karena faktor usia, bisa karena penyakit yang menurunkan fungsi saraf otak seperti Alzheimer, parkinson atau stroke. Alzheimer berperan 50-60% sebagai penyebab kepikunan.
Sayangnya sampai sekarang penyakit Alzheimer belum ada obatnya. Namun, menurut penelitian di Minneapolis, Amerika Serikat, seperti dimuat The Journal of the American Medical Association (JAMA), penderita Alzheimer ringan sampai sedang dapat ditingkatkan kualitas hidupnya dengan pemberian vitamin E.
Vitamin E merupakan sekelompok lemak larut air, di dalamnya termasuk campuran tocopherol dan tocotrienol. Sumber vitamin E di antaranya telur, buah-buahan, sayuran hijau, daging dan kacang-kacangan.
Menurut dr. Maurice W. Dysken dari the Minneapolis VA Health Care System, studi-studi sebelumnya melihat penggunaan tocopherol dari vitamin E, yang bertindak sebagai antioksidan pada penderita Alzheimer berat.
Penelitian terbaru mengamati 613 veteran penderita Alzheimer ringan – sedang, yang memakai obat penghambat acetylcholinesterase. Obat ini bekerja menghambat enzim yang memecah acetylcholine – zat kimia otak yang berhubungan dengan proses belajar dan ingatan. Ini obat lini pertama dalam perawatan Alzheimer ringan-sedang.
Sebanyak 155 dari mereka diberikan 20mg memantine/hari, yaitu obat lain yang digunakan untuk penderita Alzheimer. Sebanyak 152 mendapat 2000 IU (international units) vitamin E/hari; ini lebih tinggi dari kadar suplementasi vitamin E yang biasa dikonsumsi. 154 pasien mengonsumsi kombinasi dua obat tersebut, sedangkan 152 lainnya mendapat plasebo (obat kosong) sebagai kelompok kontrol.
Peneliti melihat perubahan penurunan fungsi otak yang dimonitor selama 2,3 tahun. Penurunan fungsi otak, diukur dari ketidakmampuan seseorang dalam melakukan aktivitas harian tanpa bantuan orang lain.
“Terjadi pengurangan ketergantungan pada orang lain (caregiver) selama 2 jam/ hari pada subyek yang mendapat vitamin E,” papar dr. Dysken, ketua tim penelitian.
Perlambatan penurunan fungsi otak pada subyek dengan suplementasi vitamin E, sekitar 19%/ tahun, dibandingkan mereka yang mendapat plasebo. Sementara subyek dengan memantine, atau yang mendapat obat kombinasi (memantine plus vitamin E), tidak menunjukkan efek positif yang signifikan.
Para peneliti berpendapat, perlambatan penurunan tersebut setara dengan 6 bulan kualitas hidup yang lebih baik, dibanding penderita Alzheimer tanpa vitamin E. Disimpulkan, antioksidan dalam vitamin E bisa memerangi penyakit kematian sel. (jie)