Buah asam jawa selama ini dikenal sebagai bumbu dapur. Di balik rasa asamnya, buah yang sering dibikin permen ini memiliki efek antidiabetes, sehingga mampu menurunkan gula darah.
Di India, buah asam jawa (Tamarind usindica) secara tradisional biasa digunakan untuk mengontrol gula darah. Penelitian yang dilakukan Srinivasan BP, Sole SS, dkk, menunjukkan bahwa ekstrak asam jawa mampu menahan kerusakan sel β (beta) - pankreas (yang memroduksi insulin).
Pada pendertia diabetes diketahui setidaknya terjadi kerusakan pada 50% sel beta-pankreas. Ini artinya produksi insulin berkurang atau malah tidak ada, sehingga tidak ada yang mengolah / mengubah glukosa menjadi energi, dan kadar gula darah pun tinggi.
Journal of the American College of Nutrition (2009) mencatat penggunaan asam jawa atau tanaman lain yang berperan sebagai “penghambat karbohidrat”, dapat menjadi alternatif pengobatan diabetes dan obesitas (kegemukan).
Asam jawa mampu menghambat alfa-amilase, enzim dalam tubuh untuk menyerap karbohidrat. Artinya, dapat menghambat lonjakan gula darah sesaat setelah makan.
Studi yang termuat dalam The Pakistan Journal of Pharmacological Science (2010) menunjukkan, tanaman penurun kadar gula darah lebih potensial menjadi pilihan terapi bagi penderita diabetes, karena menjalin satu “harmonisasi” dalam tubuh.
“Terapi insulin yang selama ini digunakan menunjukkan kemunduran manfaat dalam penggunaan jangka panjang,” papar Hamidreza Mahmouzadeh-Sagheb, pemimpin studi tersebut. Ini termasuk resistensi insulin, perlemakan hati, anoreksia dan pengecilan otak (brain atrophy).
“Nah, buah asam jawa mampu melindungi dari kerusakan oksidasi dalam pankreas berkat kandungan taninnya, yang adalah antioksidan,” ujar Mahmouzadeh-Sagheb. (jie)
Baca juga : Atasi Sembelit Saat Mudik Lebaran dengan Asam Jawa