Hidup sedentari (tidak aktif) adalah sebuah fenomena yang terjadi di kota-kota besar; pekerja kantoran duduk di depan meja lebih dari 6 jam tiap hari. Dengan aktivitas yang sebagian besar dihabiskan dengan duduk, banyak pekerja yang merasa tidak bugar, malas bergerak.
Padahal, tubuh membutuhkan digerakkan agar metabolisme berfungsi optimal. “Tubuh kita terdiri dari jaringan otot dan rangka. Dengan bergerak kita menjadi sehat,” papar drg. Kartini Rustandi, M.Kes, Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kementerian Kesehatan RI, beberapa waktu lalu.
Memiliki tubuh yang bugar tidak hanya berarti ‘jauh’ dari penyakit, tetapi menurut drg. Kartini, memiliki tenaga lebih untuk melakukan kegiatan rutin. “Bugar berarti lebih produktif,” katanya dalam seminar Cegah Osteoporosis Sejak Dini, Kementerian Kesehatan RI Ajak Masyarakat Indonesia Hidup Aktif Mulai dari DIri Sendiri.
Untuk memenuhi kriteria hidup aktif, disarankan melakukan olahraga / aktivitas fisik sekitar 30 menit atau berjalan 10.000 langkah tiap hari. Mereka yang berjalan <5000 langkah tiap hari tergolong sedentari.
Menurut studi dari London School of Economics, jalan cepat (brisk walking) adalah pencegah obesitas yang lebih baik dibanding latihan lainnya, seperti zumba atau pergi ke pusat kebugaran. Pria dan wanita yang melakukan jalan cepat minimal 30 menit sehari diketahui memiliki indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang yang lebih kecil daripada orang lain yang terlibat dalam penelitian tersebut.
Sebagaimana diketahui olahraga bermanfaat meningkatkan sistem otot dan tulang, meningkatkan kerja sistem jantung paru, memperbaiki koordinasi & kontrol gerak, mempertahankan dan mengontrol berat badan, serta membantu proses pemadatan tulang (mencegah osteoporosis).
Khususnya bagi pekerja, olahraga/aktivitas fisik akan menambah rasa percaya diri dan interaksi sosial, meningkatkan konsentrasi, kreativitas, produktivitas dan prestasi. Demikian pula berdampak positif dalam pengendalian stres dan pengurangan kecemasan.
Baca juga: Olahraga di Sela Kesibukan
Aktivitas fisik dapat dilakukan di mana saja, bahkan dari belakang meja kerja, misalnya dengan melakukan peregangan di antara jam kerja. Gerakan peregangan yang dilakukan tiap 1-2 jam dapat mengurangi kelelahan karena bekerja pada posisi sama dalam waktu lama.
Studi menyatakan bahwa melakukan peregangan di sela waktu kerja bermanfaat mengurangi ketegangan otot, meningkatkan relaksasi dan kelenturan otot, mengurangi risiko kram dan nyeri punggung, serta mengurangi keluhan saat menstruasi.
Aktivitas fisik lain yang bisa dilakukan pekerja antara lain dengan perbanyak bejalan atau memilih menggunakan tangga alih-alih memakai lift, atau mengikuti senam/olahraga lain di kantor. Cara lain yang terbukti efektif adalah dengan memarkir kendaraan lebih jauh dari pintu masuk kantor. Atau, berhenti 1-2 halte sebelum tujuan, kemudian berjalan kaki. (jie)