Sebagian orang, mungkin juga Anda, berharap dengan mengonsumsi lebih banyak ikan berlemak seperti salmon dan sarden, atau konsumsi suplemen omega-3 kemampuan berpikir kita akan tetap terjaga/ tajam. Tetapi benarkah minyak ikan tetap bisa menjaga kemampuan berpikir kita?
“Untuk orang yang sehat, atau yang belum mengalami penurunan ingatan dan kemampuan berpikir, pertanyaan tentang pencegahan belum bisa dijawab,” Dr. Scott McGinnis, asisten profesor neurologi di Harvard Medical School, menjelaskan.
Tentang omega-3
Omega-3 adalah asam lemak dari lemak tak jenuh ganda yang penting untuk kesehatan. Ada tiga jenis utama asam lemak omega-3. Eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA) sebagian besar ditemukan di ikan yang berminyak, seperti makarel dan salmon.
Sementara alpha-linolenic acid (ALA) lebih banyak ditemukan di tumbuhan hijau, seperti bayam, kale dan kubis Brussel, minyak nabati (minyak kanola atau kedelai), kacang-kacangan dan biji-bijian (seperti biji rami dan biji labu). Tubuh akan mengubah ALA menjadi EPA atau DHA, tetapi hanya sebagian kecil yang dikonversi.
Asam lemak omega-3 memiliki banyak fungsi, terutama membentuk membran sel di seluruh tubuh dan otak. “Ada bukti yang menyatakan bila ia memiliki aktivitas antiperadangan dan antioksidan, yang berarti bisa meningkatkan kesehatan sel-sel otak dan mengurangi kerusakan otak,” kata Dr. McGinnis.
Omega-3 alami vs suplemen
Bisakah omega-3 mempertahankan kemampuan berpikir? Bukti ilmiahnya cukup meyakinkan, setidaknya pada omega-3 yang berasal dari makanan (sumber alami).
Sebuah studi observasional selama lima tahun -diterbitkan di jurnal online Neurology (4 Mei 2016)- menemukan bahwa orang yang makan ikan laut setidaknya satu kali per minggu memiliki keterampilan berpikir lebih baik, daripada mereka yang makan kurang dari satu makanan laut per minggu.
Mereka yang memiliki varian gen APOE4 (yang meningkatkan risiko penyakit Alzheimer) tampaknya mendapat manfaat lebih banyak dari pola makan tinggi lemak omega-3.
Tetapi bukti tidak cukup kuat pada pemberian suplementasi omega-3 / suplemen minyak ikan. Salah satu riset terbesar dan terpanjang diterbitkan dalam The Journal of American Medical Association (JAMA) 25 Agustus 2015.
Para peneliti mengikuti 4.000 orang tua selama lima tahun. Beberapa mengonsumsi suplemen minyak ikan, dan lainnya tidak. Semua peserta menjalani tes keterampilan berpikir.
Nilai tes kedua kelompok terlihat menurun secara serupa dari waktu ke waktu, menunjukkan bahwa suplemen minyak ikan tidak memperlambat penurunan kemampuan berpikir. Demikian pula, sebuah studi DHA pada orang dengan demensia Alzheimer ringan sampai sedang, yang diterbitkan dalam JAMA 3 November 2010, menunjukkan tidak ada manfaat yang signifikan.
Lakukan sebagai bagian dari diet harian
Dr. McGinnis berpendapat bila konsumsi ikan, yang adalah bagian dari pola makan sehat, adalah sesuatu yang bisa kita manfaatkan. Terlebih ada bukti dari studi observasi yang menyatakan bahwa makan omega-3 dari ikan berkaitan dengan pengurangan risiko penyakit kardiovaskular. Ini karena omega-3 membantu mengurangi peradangan, mempertahankan detak jatung yang stabil dan mencegah pembekuan darah.
Pedoman dari American Heart Association adalah konsumsi dua porsi (3,5 ons per porsi) ikan berlemak setiap minggu. Walau hanya sejumlah kecil ALA dari makanan nabati bisa diubah menjadi DHA atau EPA, Dr. McGinnis mengatakan makanan kaya ALA juga baik untuk kesehatan. (jie)