Pecinta teh bisa berbahagia karena menurut studi, teh bisa mengurangi risiko kepikunan. Studi ini dilakukan oleh Universitas Nasional Singapura, dan telah diterbitkan di jurnal ilmiah The Journal of Nutrition, Health & Aging, Desember 2016.
Sebanyak 975 orang Tiongkok berusia 55 tahun ke atas yang berada di komunitas lansia, diikutsertakan dalam penelitian ini. Informasi mengenai konsumsi teh dikumpulkan dari seluruh peserta, sepanjang 2003 – 2005. Demikian pula mengenai gaya hidup, kondisi medis, serta aktivitas fisik dan sosial. Tiap dua tahun sekali, fungsi kognitif mereka diperiksa, hingga 2010. Hasilnya cukup mencengangkan. Konsumsi teh secara reguler ternyata menurunkan risiko penurunan kognitif pada orang lanjut usia (lansia) hingga 50%. Bahkan pada mereka yang secara genetik berisiko terhadap Alzheimer, konsumsi teh mampu menurunkan risiko terhadap gangguan kognitif hingga 86%.
Teh merupakan salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia. “Data dari studi kami menunjukkan gaya hidup yang sederhana dan murah seperti minum teh setiap hari, bisa menurunkan risiko seseorang mengalami kelainan neurokognitif di kemudian hari,” tutur ketua studi, Asisten Profesor Feng Lei.
Ia menambahkan, berdasarkan pengetahuan terbaru, manfaat jangka panjang dari konsumsi teh dikarenakan kandungan bioaktif dalam daun teh seperti katekin, tehaflavin, teharubigin dan L-tehanine. “Komponen-komponen ini menunjukkan manfaat antiradang dan antioksidan yang bisa melindungi otak dari kerusakan dan degenerasi,” imbuhnya. Untuk mengetahui lebih detil mekanisme biologisnya, diperlukan riset lebih lanjut.
Tim peneliti juga menemukan bahwa perlindungan yang diberikan teh terhadap fungsi kognitif tidak terbatas pada jenis teh tertentu. Yang penting terbuat dari daun teh yang diseduh, baik itu teh putih, teh hijau, teh merah, teh hitam, atau teh oolong.
Di Indonesia, budaya minum teh cukup kuat. Indonesia sendiri merupakan salah satu penghasil teh terbesar di dunia. Kita biasa minum teh hitam, dan teh hitam dengan aroma melati, disajikan dalam poci tanah liat. Ternyata tidak hanya nikmat, teh bisa mengurangi risiko kepikunan. Yang perlu diperhatikan, kandungan gulanya. Mulailah minum teh tanpa gula, agar mendapat manfaat teh, tanpa menambah risiko diabetes. (nid)
____________________________________________
Ilustrasi: Background photo created by freepik - www.freepik.com