Manfaat sirih yang luas dikenal yakni dapat menghentikan mimisan. Daun sirih, menurut penelitian dan uji klinis, terbukti ampuh dapat mengatasi keputihan.
Daun sirih (Piper betle L) dalam pengobatan China disebut memiliki sifat rasa hangat dan pedas.
Diketahui mengandungan fenol yang bersifat antiseptik untuk melawan kuman. Cara kerja fenol dalam membunuh mikroorganisme, yaitu dengan mendenaturisasi protein sel. Akibatnya mikroorganisme tersebut lemah alias tidak berdaya.
Secara kimiawi, fenol sudah digunakan sebagai antiseptik oleh Sir Joseph Lister, ahli bedah Inggris yang mempelopori sterilisasi pra-operasi satu abad lampau. Fenol juga dimanfaatkan sebagai campuran pembuatan obat-obatan, seperti dalam produksi aspirin dan obat pembasmi rumput liar.
Kandungan eugenol (turunan dari fenol) pada daun sirih bersifat antibakteri, antifungi dan pereda kejang pada otot polos. Itu sebabnya, daun sirih banyak digunakan untuk mematikan jamur Candida albicans, salah satu penyebab keputihan pada wanita.
Hara (1993) menyatakan, senyawa tanin dan saponin dapat dipakai sebagai antimikroba (bakteri dan virus). Juga sebagai bakteriosid terutama terhadap Haemophylus influenzae, Staphylococcus aureus dan Streptococcus haemoliticus.
Bahkan menurut Ivorra MD., dalam buku A Review of Natural Product and Plant As Potensial Antidiabetic disebutkan, senyawa alkolodi dan flavonoid memiliki aktivitas hipoglikemik (penurun gula darah).
Mengurangi keputihan
Daun sirih dapat dimanfaatkan untuk mengatasi keputihan (flour albus) yang adalah cairan berlebih dari vagina. Normalnya, keputihan berwarna bening, tidak berbau dan tidak menyebabkan gatal. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya.
Keputihan masuk kategori tidak normal, jika cairan yang keluar tidak bening, berwarna putih kekuningan, keabuan sampai kehijauan. Juga kental, berbau seperti telur busuk atau amis, terasa gatal dan jumlahnya lebih banyak. Keputihan tidak normal karena infeksi, biasanya disertai rasa gatal di vagina dan sekitar bibir vagina bagian luar.
Keputihan akibat oleh jamur candida albicans atau monilia, membuat cairan yang keluar berwarna putih susu, kental, berbau, disertai rasa gatal di vagina. Keputihan jenis ini biasanya dipicu oleh kehamilan, penyakit kencing manis, pemakaian pil KB dan daya tahan tubuh yang menurun.
Parasit trichomonas vaginalis juga bisa menyebabkan keputihan. Penularannya lewat hubungan seks, atau karena perlengkapan mandi dan bibir kloset yang telah terkontaminasi/kotor.
Antiseptik dari tanaman sirih, dapat dimanfaatkan untuk melawan kuman penyebab keputihan. Khasiat daun sirih dalam menyembuhkan keputihan, sudah diuji secara klinis, seperti diungkapkan Amir Syarif dari Bagian Farmakologi Universitas Indonesia.
Pengujian melibatkan 40 penderita keputihan yang tidak dalam kondisi hamil, menderita diabetes mellitus atau penyakit hati dan ginjal. Kelompok dibagi dua: 20 orang menggunakan daun sirih dan 20 orang plasebo (obat kosong).
Daun sirih atau plasebo tersebut digunakan sebelum tidur, selama 7 hari. Dari 40 responden, 22 orang mendapatkan pemeriksaan ulang. Kemudian, dibagi 2 kelompok yang masing-masing mendapatkan plasebo atau daun sirih. Hasil tes menunjukkan 90,9 % responden yang mendapatkan daun sirih dinyatakan sembuh dari keputihan, sedangkan pada kelompok plasebo hanya 54,5%.
Daun sirih juga mengandung fitokimia yang disebut tannin. Tannin bersifat astrigent atau mengurangi keluarnya cairan berlebihan pada vagina.
Metode pengobatan tradisional dilakukan dengan cara merebus 10 lembar daun sirih dalam 2,5 liter air untuk mencuci daerah kewaniataan. Kini, sudah banyak produk berbahan daun sirih di pasaran, sebagai penjaga kebersihan dan kesegaran vagina. (jie)