Nyeri pinggang, tepatnya nyeri punggung bagian bawah (low back pain), merupakan gangguan kesehatan yang sering dikeluhkan. Low back pain adalah kumpulan gejala klinis karena berbagai sebab. Ditandai adanya rasa nyeri, pegal atau rasa tidak nyaman di punggung bagian bawah. Kadang menjalar sampai ke tungkai.
“Nyeri punggung bagian bawah banyak dialami orang tua dan muda,” ujar dr. Luh Karunia Wahyuni, SpKFR(K), dari Perhimpunan Dokter Rehabilitasi Medik (PERDOSRI). “Kalau pinggang sakit, yang bersangkutan biasanya juga tidak bisa membungkuk. Rasa sakit bisa menjalar ke bagian lain.”
Statistik mencatat, nyeri pinggang meningkat pada usia 35 tahun dan puncaknya di usia 55 tahun. Penurunan fungsi tubuh terjadi, sejalan dengan pertambahan usia. Termasuk, terjadi penurunan kekuatan otot, jaringan penyangga tulang belakang dan kepadatan tulang.
Wanita usia >60 tahun lebih berisiko dibanding pria. Mereka yang obesitas dan kurang olahraga juga berisiko lebih besar. Kegemukan meningkatkan beban pada area punggung bawah, sementara kurang olahraga dan kelelahan membuat jaringan otot dan penyangga daerah punggung menjadi lemah, menyebabkan risiko cedera pada daerah ini meningkat.
Baca : Kapan Harus Waspada Pada Nyeri Pinggang
Jenis pekerjaan tertentu, dapat berperan meningkatkan risiko nyeri punggung bawah. ”Misalnya mereka yang mengoperasikan alat bergetar dan pengendara sepeda motor / mobil,” ujar dr. Luh. Termasuk, pekerjaan yang mengharuskan duduk atau berdiri terlalu lama, atau sering mengangkat atau menarik beban berat.
Tulang area pinggang bertugas mengatur pergerakan untuk membungkuk, memutar tubuh, menyokong tubuh untuk berdiri, berjalan dan mengangkat beban. Bila gerakan-gerakan tersebut dilakukan berlebihan, dilakukan dengan posisi yang salah, atau karena ada kelemahan fisik (usia, kelelahan, osteoporosis) cedera dapat terjadi.
Nyeri pinggang yang berat dapat disertai demam, nyeri menjalar, seperti kena strum, kesemutan dan baal di daerah tungkai.
Jika kita mengalami low back pain, segera hentikan semua aktivitas yang memberi tekanan/beban pada tulang belakang. Bila perlu, obat penghilang rasa nyeri sederhana (paracetamol) dapat diberikan. Jaga postur tubuh dengan tidur di alas yang keras dan posisi bantal jangan terlalu tinggi, sebelum mendapat pertolongan lebih lanjut.
RICE
Yang tak kalah kerap dialami adalah keseleo, yang dapat menimbulkan rasa nyeri bervariasi. Jaringan yang cedera bisa membengkak, panas, nyeri jika disentuh, memar dan tidak dapat melakukan pergerakan normal. Terlebih bila patah tulang.
Keseleo karena pekerjaan atau olahraga, dapat melakukan metode RICE sebagai pertolongan pertama. Pertama, istirahat (Rest). Bagian yang cedera diistirahatkan untuk memimalkan perdarahan bagian dalam atau pembengkakan, serta mencegah cedera lebih lanjut.
Kedua, kompres dingin (Ice). Untuk membantu mengurangi nyeri dan ketegangan otot, serta membatasi kerusakan jaringan. Bungkus es batu dengan plastik dan handuk/kain, sebelum digunakan.
Lakukan pengompresan sekitar 20 menit, istirahat 20 menit, kompres lagi 20 menit. Proses ini diulang beberapa kali dalam 24 jam pertama. Pengompresan jangan lebih dari 20 menit, karena dapat mengganggu sirkulasi darah.
Ketiga, pembalutan (Compression) dengan perban untuk mengurangi pembengkakan. Pembalutan jangan terlalu ketat, karena dapat menghambat aliran darah dan meningkatkan rasa nyeri.
Keempat, meninggikan bagian yang cedera (Elevation). Bagian tubuh yang cedera harus diangkat lebih tinggi dari jantung, sehingga gravitasi bisa membantu mengeluarkan cairan yang terakumulasi di dalamnya. Dengan RICE, pembengkakan biasanya akan berkurang. (jie)