Radon Penyebab Kedua Kanker Paru | OTC Digest

Radon Penyebab Kedua Kanker Paru

Alam mengeluarkan zat-zat alamiah yang bersifat karsinogenik. Radon (Rn) adalah salah satunya. Mereka yang  banyak terpapar radon berisiko menderita kanker paru.

Radon merupakan gas radioaktif yang dilepaskan secara normal dari peluruhan uranium, thorium dan radium dari dalam tanah. Ia tidak berbau ataupun berwarna. Di beberapa area (tergantung kondisi geologinya) radon tercampur dalam air tanah dan bisa terurai  ke udara saat air tersebut digunakan.

Gas radon biasanya ada pada tingkat yang sangat rendah di luar ruangan. Namun, di daerah tanpa ventilasi yang memadai, seperti tambang bawah tanah, radon dapat terakumulasi ke tingkat yang secara substansial meningkatkan risiko kanker paru-paru.

“Radon adalah penyebab kanker paru kedua setelah merokok di Amerika Serikat,” papar dr. Elisna Syahruddin, PhD, SpP (K), Ketua Divisi Onkologi Toraks, Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI, Jakarta.

Normalnya konsentrasi radon akan berkurang pada rumah atau ruangan dengan ventilasi yang cukup. Menjadi masalah saat gas tersebut terperangkap dalam ruangan tertutup. “Ambil contoh di luar negeri, pada musim dingin rumah akan tertutup, demikian pula saat musim panas. Sehingga radon tidak bisa keluar,” ujar dr. Elisna.

Baca juga : Pengobatan Baru Kanker Paru

Bagaimana dengan Indonesia? Rumah-rumah tradisional, misalnya dengan anyaman bambu memungkinkan angin lebih leluasa keluar-masuk, “Itu akan mengurai gas radon,” kata dr. Elisna. Atau pada rumah panggung yang lebih tinggi 2-3 meter dari permukaan tanah.

Paula M. Lantz, PhD, MS., dari Department of Health Policy, School of Public Health and Health Services, George Washington University, Amerika Serikat, menyatakan merokok masih menjadi risiko utama kanker paru. Namun, kemungkinan kanker meningkat menjadi 85% jika perokok terpapar radon dalam konsentrasi tinggi.

The Environmental Protection Agency (EPA) menyatakan paparan radon menyebabkan kematian akibat kanker paru pada hampir 21 000 orang per tahun. Studinya ini dimuat dalam American Journal of Public Health.

Bagaimana kita terekspos radon?

Kita tidak bisa mengelak dari paparan radon, gas ini ada dimanapun. Namun, biasanya kita menghirup radon dalam jumlah kecil.

Radon bisa ‘menyusup’ dan mengumpul di dalam rumah melalui retakan di lantai, dinding atau fondasi. Bisa juga dilepaskan dari bahan bangunan, atau air sumur yang mengandung radon.

Tingkat Radon bisa lebih tinggi di rumah yang tertutup rapat, dan / atau dibangun di atas tanah yang kaya unsur uranium, thorium, dan radium. Lantai dasar dan lantai pertama biasanya memiliki tingkat radon tertinggi karena kedekatannya dengan tanah.

Radon meluruh dengan cepat kemudian mengeluarkan partikel radioaktif kecil. Saat terhirup, partikel radioaktif ini bisa merusak sel yang melapisi paru-paru. Paparan jangka panjang dapat menyebabkan kanker paru-paru.

Menurut Centers for Disease Control (CDC), tidak ada gejala spesifik yang menandakan seseorang keracunan radon, ini membuatnya sulit dikenali. Namun begitu, The Radon Center di Amerika Serikat menyatakan, masalah paru seperti batuk terus-menerus, mengi, pernapasan berat dan infeksi paru-paru dapat terjadi akibat paparan radon. (jie)