IDF (International Diabetes Federation) menyebutkan, ada lebih dari 10 juta penyandang diabetes di Indonesia pada 2017. Sebagian besar diabetesi (penyandang diabetes) yang mengakses pengobatan, datang terlambat atau sudah mengalami komplikasi. “Memang biang keroknya adalah gula darah; itulah sumber komplikasi. Tapi diabetes bukan sekadar gula darah,” ujar Dr. dr. Aris, Sp.PD., KEMD., Ketua PEDI (Perkumpulan Edukator Diabetes Indonesia), dalam peluncuran aplikasi Teman Diabetes di Jakarta beberapa waktu lalu.
Kontrol rutin dan memonitor gula darah merupakan dua pilar penting dalam mengontrol diabetes, selain obat, aktivitas fisik, dan perbaikan pola makan. Namun survei yang dilakukan oleh Teman Diabetes menemukan, hanya 14,3% responden yang mengukur kadar gula darah setiap hari. Survei dilakukan pada 220 orang dengan kategori pradiabetes, diabetesi, dan inner circle.
Selain itu 28,6% diabetesi berkonsultasi ke dokter satukali dalam setahun. “Padahal idealnya, kontrol setiap tiga bulan,” Robyn Soetikno, co-founder Teman Diabetes. Sebanyak 85,7% responden diabetesi merasa membutuhkan dukungan dari inner circle (keluarga, teman, rekan kerja).
Bentuk dukungan bisa bermacam-macam; intinya kolaborasi. Misalnya mengingatkan diabetesi untuk periksa gula darah dan/atau minum obat, hingga ikut menjalani pola makan seperti diabetesi. Hal ini dialami juga oleh Dinda Kanyadewi. “Almarhumah mama kena diabetes di usia 40 tahun. Mama harus mengurangi nasi dan gula. Akhirnya kita semua mengikuti pola makan mama,” tutur artis, sutradara, dan presenter ini.
Bagaimanapun, dukungan tidak selalu ada. Ada kalanya inner circle yang diandalkan punya kesibukan sendiri. Aplikasi di ponsel pintar bisa membantu memenuhi kebutuhan ini. Pada Teman Diabetes misalnya, diabetesi bisa merekam kadar gula darah. Ada mobile blood glucometer DNurse yang bisa dihubungkan ke ponsel. Dengan alat ini, hasil pemeriksaan gula darah otomatis terekam ke dalam aplikasi.
Diabetesi juga bisa memasukkan aktivitas sehari-hari, serta pola makan. Asiknya, semua informasi ini bisa diakses oleh keluarga yang juga memasang aplikasi ini dalam versi inner circle. Tenaga medis pilihan juga bisa mengakses informasi tersebut. Dengan demikian, inner circle maupun tenaga medis bisa memonitor, dan mengingatkan diabetesi untuk menjaga makan, beraktivitas fisik, dan laim-lain.
Selain itu juga ada informasi berupa artikel yang terpercaya. “Kalau mau bertanya, bisa ke Forum. Yang menjawab bisa dokter, edukator diabetes, atau sesama diabetesi,” ujar Robyn.
Diabetes tidak bisa sembuh, tapi komplikasinya bisa dicegah bila kadar gula darah terkontrol. Dan, kolaborasi penting untuk mengontrol diabetes. (nid)