Wirjawan Hardjamulia (104 tahun) tercatat sebagai penerima vaksin Covid-19 tertua. Warga Sukasari, Kecamatan Bogor Timur, Jawa Barat, ini disuntik vaksin di Rumah Sakit Vania, Bogor, Selasa 23 Maret 2021. Diantar seorang puterinya yang juga sudah lansia, Indri (72 tahun) dan membawa tongkat, Wirjawan masih terlihat sehat. Hasil screening sebelum menerima vaksin, tensi Wirjawan 160/100 dan suhu tubuh 36,8 derajat. Bagi yang sudah berumur, tekanan darah sebegitu termasuk “normal”. Maka, Wirjawan dinyatakan bisa menerima suntikan vaksin. Ia diminta datang lagi untuk mendapat dosis kedua, 28 hari mendatang.
Dari pengalaman lansia yang disuntik, tidak ada efek samping buruk yang terjadi. Maka, mereka yang semula ragu atau takut-takut, jadi ingin segera disuntik.
Program vaksinasi Covid-19 bagi lansia semakin gencar dilakukan. Pemerintah menyadari karena memiliki faktor komorbid, lansia berisiko lebih berat sakitnya, dan lebih berisiko mengalami kematian. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS, 2020), jumlah lanjut usia di Indonesia sekitar 26,82 juta atau 9,92 persen dari populasi. Dan menurut Satgas Penanggulangan Covid-19, jumlah lansia yang terpapar sekitar 10,7 persen.
Pemerintah menaruh perhatian besar terhadap vaksinasi bagi mereka. Pemerintah telah memastikan ketersediaan vaksin dosis pertama dan kedua, dan mempermudah lansia untuk disuntik vaksin. Dalam kunjungan kerja ke berbagai daerah, Presiden Joko Widodo selalu menyempatkan diri memantau proses vaksinasi. Misalnya ketika melakukan kunjungan ke Halmahera Utara, Rabu 24 Maret 2021.
Presiden Jokowi meninjau pelaksanaan vaksinasi masal di Kantor Camat Kao. “Kedatangan saya ke sini, dan ke berbagai daerah, untuk memastikan bahwa distribusi vaksin merata sampai ke seluruh pelosok Tanah Air, termasuk yang sulit dijangkau,” ujarnya di laman resmi Sekretariat Kabinet. Di Kecamatan Kao, Presiden meninjau keseluruhan proses vaksinasi mulai dari registrasi ulang peserta vaksinasi, hingga penyuntikan dosis vaksin dan observasi selama 30 menit pasca disuntik. Vaksinasi hari itu diikuti 100 orang. “Dimulai hari ini, setiap hari akan ada100 orang yang disuntik vaksin di Kecamatan Kao, dengan jumlah penduduk sekitar 9.400 jiwa,” Presiden menjelaskan.
Presiden Jokowi juga menyaksikanu vaksinasi di Ambon, usai meninjau Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon. “Kalau setiap daerah dapat melakukan hal yang sama sampai ke tempat terpencil, kita bisa berharap laju penyebaran Covid-19 bisa dikurangi dan dihentikan,” ujarnya.
Berbagai kemudahan dilakukan, agar lansia bisa benar-benar nyaman saat divaksinasi. Di Kemayoran Jakarta dan Bali, mereka yang berusia >60 tahun bisa memanfaatkan fasilitas drive thru. Mereka bisa disuntik tanpa harus turun dari kendaraan, roda dua atau roda empat. Fasilitas drive thru juga telah dan akan diadakan di beberapa kota lain, bekerja sama dengan pihak ketiga.
Pemda DKI Jakarta kini menyediakan bus antar jemput. Para lansia yang sudah mendapat jadwal suntik dijemput di lokasi tertentu, yang dekat denga tempat tinggal. Mereka kemudian diantar ke pusat pelayanan suntik vaksin, seperti Puskesmas atau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Usai disuntik, mereka diantar kembali ke tempat semula.
“Fasilitas antar jemput sangat membantu,” ujar seorang warga Klender,Jakarta Timur. “Kami tidak punya kendaraan sendiri. Kalau harus naik grab pulang pergi, berapa biayanya?” Dengan kemudahan-kemudahan yang diberikan, para lansia bersemangat untuk menjalani vaksinasi. Melihat mereka bersemangat, anak cucu yang mengantar ikut bersemangat. Dengan kerja sama semua pihak, target vaksinasi lansia tampaknya bisa dicapai sesuai rencana, yaitu akhir April 2021.
Selain lansia, pemerintah menyasar kalangan pesantren. Sekitar 200 santri dan pengasuh Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, disuntik vaksin AstraZeneca, Selasa 23 Maret 2021 lalu. Ini gelombang pertama dari sekitar 20.000 santri yang akan divaksin. Juru Bicara Pesantren Lirboyo Oing Abdul Muid menyatakan, Pengurus NU tingkat wilayah atau PWNU, menyatakan bahwa vaksin AstraZeneka yang akan disuntikkan kepada para santri dan pengasuh pondok adalah halal. Keputusan itu diambil melalui mekanisme perumusan masalah oleh tim ahli (bahsul masail).
Berbagai upaya yang dilakukan, tentunya, akan membuat jumlah yang terpapar covid-19, jumlah pasien yang dirawat dan menjalani isolasi mandiri menurun. Di sisi lain, jumlah pasien yang sembuh meningkat, beban rumah sakit dan petugas kesehatan pun berkurang. (sur)