“Anjing adalah sahabat terbaik manusia.” Ungkapan itu benar adanya. Menurut penelitian yang dilakukan di Swedia, pemiliki anjing memiliki risiko menderita serangan jantung yang lebih rendah.
Riset dilakukan pada sekitar 3,4 juta orang, berusia antara 40-80 tahun. Ditemukan bahwa memelihara anjing berhubungan dengan 23% penurunan risiko kematian akibat sakit jantung, dan 20% lebih rendah risiko kematian akibat sebab-sebab lain.
Pada studi sebelumnya yang dilakukan oleh Lisa Wood, Ichiro Kawachi, dkk., dinyatakan bahwa memelihara seekor anjing mampu mengurangi depresi dan isolasi sosial. Kedua hal tersebut berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan kematian dini. Riset ini dilakukan di Australia dan Amerika Serikat, dengan total subyek sebanyak 2.692 orang.
Hasil penelitian
Dalam penelitian terbaru ini, dilansir dari theguardian.com, pemilik anjing memiliki respon yang lebih baik terhadap stres; ditunjukkan dengan tekanan darah dan denyut jantung yang tidak tinggi. Mereka secara fisik menjadi lebih aktif, serta memiliki kolesterol yang lebih rendah, dibanding dengan yang tidak memelihara anjing.
Sebelumnya, The American Heart Association cukup ‘terombang-ambing’ oleh ulasan puluhan studi tahun 2013 lalu, yang mengatakan bahwa memelihara anjing ‘mungkin’ terkait dengan berkurangnya risiko penyakit jantung.
Keengganan mereka untuk lebih mendukung kepemilikan anjing karena sebagian besar penelitian tersebut bersifat pengamatan, di mana peneliti mencatat adanya asosiasi, tetapi tidak dapat membuktikan penyebabnya.
Hal tersebut berarti bahwa faktor-faktor lain mungkin akan mempengaruhi kenapa pemilik anjing lebih sehat, misalnya dibandingkan mereka yang memelihara ikan.
Pada studi terberu ini, Tove Fall, ahli epidemiologis dan juga peneliti utama menjelaskan, bahwa mereka telah mencoba mengakomodasi semaksimal mungkin perbedaan tingkat pendidikan, kondisi kesehatan dan gaya hidup antara responden yang memelihara anjing atau tidak.
Riset ini menemukan dampak positif terbesar memelihara anjing dirasakan mereka yang hidup/tinggal sendirian. “Tampaknya seekor anjing bisa menjadi pengganti hidup dengan orang lain dalam hal mengurangi risiko kematian,” terang Tove Fall.
“Memelihara anjing akan mendorong pemiliknya untuk membawanya jalan-jalan, menyediakan dukungan sosial dan membuat hidupnya lebih berarti. Jika Anda memiliki anjing, Anda akan berinteraksi dengan lebih banyak orang. Bila Anda sakit dan harus ke rumah sakit, anjing Anda akan menjadi motivasi untuk segera sehat dan pulang ke rumah.”
Namun sudah tentu, walau memelihara anjing tetapi Anda lebih senang duduk di sofa sambil ngemil, tidak akan menurunkan risiko penyakit jantung. Demikian pula jika anjing hanya diberikan ‘mainan’, tidak akan memberi efek apapun pada kesehatan Anda.
Penelitian yang dilakukan oleh Fall dan tim ini menunjukkan manfaat kesehatan terbesar adalah bila Anda memelihara anjing jenis retriever dan pointer. (jie)