Antihistamin yang diminum (oral) merupakan obat untuk alergi. “Bisa menghilangkan gejala alergi rinitis: bersin, hidung berair, gatal dan tersumbat,” tutur dr. Rusdian. Ada antihistamin yang tidak menyebabkan ngantuk, sehingga lebih nyaman.
Reaksi alergi muncul ketika alergen masuk ke tubuh dan memicu sistem imun memproduksi immunoglobulin E (IgE). Zat ini nempel pada sel mast, membuatnya tidak stabil, lalu pecah dan mengeluarkan berbagai zat, di antaranya histamin. Zat ini yang memunculkan reaksi alergi seperti hidung meler, mata gatal, atau gatal-gatal pada kulit. Antihistamin menghilangkan efek yang ditimbulkan histamin.
Obat dekongestan bisa untuk pilek akibat infeksi atau alergi. Fungsinya menghilangkan sumbatan. Tidak menghilangkan ingus, bersin dan gatal di hidung. Dekongestan tersedia dalam bentuk oral (minum) dan semprot (intranasal). Obat dengan kombinasi antihisamin oral dan dekongestan oral bisa meredakan pilek, bersin, hidung gatal dan hidung tersumbat. Penderita hipertensi, kelainan pembuluh darah, hipertiroid, kencing manis, perbesaran prostat, glukoma dan orang lanjut usia perlu hati-hati mengonsumsi dekongestan oral, karena bisa menyebabkan jantung berdebar-debar, gelisah dan sulit tidur.
Ada dekongestan semprot, yang bisa digunakan untuk penderita pilek dan sinus (rinosinusitis). Obat ini mengerutkan pembuluh darah di rongga hidung, sehingga konka yang bengkak jadi mengecil.
Efeknya segera terasa, dan bisa bertahan 8-12 jam. “Karena hidung jadi lega, banyak orang yang mampet sedikit langsung semprot, padahal ada efek sampingnya,” tutur dr. Rusdian. Berbeda dengan dekongestan oral yang bisa digunakan agak lama, dekongestan semprot tidak boleh digunakan lebih dari 5 hari. (nid)
Baca juga: Bersihkan Hidung agar Tidak Mampet