Selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) rumah menjadi tempat paling aman dari bahaya virus corona, itu sebabnya pemerintah menganjurkan kita beraktivitas dari rumah. Tetapi tahukah Anda, walau ruangan tampak bersih, tidak berarti bebas dari polusi udara yang mengandung partikel debu, kuman, virus atau zat beracun lainnya. Nasal spray terbukti efektif melindungi hidung dari polusi udara.
Menjaga kesehatan saluran napas sangat penting di masa pandemi ini, mereka dengan - atau yang rentan menderita - penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) termasuk kelompok rawan infeksi berat bila terpapar virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) merupakan peradangan kronis (dalam waktu lama) pada paru-paru yang menyebabkan terjadinya obstruksi (hambatan) aliran udara pada jalan napas.
Kementerian Kesehatan menyatakan ada sejumlah faktor risiko yang meningkatkan risiko seseorang mengidap PPOK, seperti faktor keturunan, paparan asap rokok (baik perokok aktif atau pasif; diperkirakan 1 dari 4 perokok aktif mengidap PPOK), polusi udara dan usia lanjut.
Polusi udara yang mengandung partikel debu, asap, kuman (bakteri dan virus) atau zat beracun lain ternyata juga ada di dalam rumah (ruangan).
Estri S.Si, Apt, Brand Activation Manager PT Transfarma Medica Indah, mengatakan situasi sekarang (pandemi) membuat kita menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan. “Kita beraktivitas 90% di dalam ruangan. Dan faktanya polusi di dalam ruangan ternyata 2-5 kali lebih banyak daripada di luar ruang,” katanya dalam webinar apotek Sehat & Percaya Diri di Era New Normal, 1 Oktober 2020 lalu.
Polusi di dalam ruangan bisa berasal dari partikel udara dari luar ruangan (misalnya asap kendaraan, debu atau asap pembakaran) yang masuk ke dalam rumah. Atau dari zat formaldehida dari cat tembok atau perabot rumah, bau & gas rumah tangga dari aktivitas memasak, mengecat atau merokok.
Bisa pula berasal dari ozon permukaan tanah (berbahaya jika terhirup), dan karbondioksida yang dihembuskan saat bernapas dan memasak.
Dampaknya berupa masalah pernapasan, “Mulai dari bersin, gatal-gatal (hidung, mata, telinga dan langit-langit mulut), hidung meler (rhinorrhea) atau tersumbat, berkurangnya penciuman, sakit kepala atau telinga, mata merah, sampai kelelahan dan mengantuk,” terang Estri. “Polusi di dalam ruangan tidak kalah bahayanya dengan polusi luar ruangan.”
Lindungi saluran napas dengan nasal spray
Salah satu solusi mencegah dampak buruk polusi udara di dalam ruangan adalah dengan menggunakan nasal spray (semprotan hidung) yang berfungsi melapisi mukosa (selaput lendir) area hidung sehingga mencegah debu dan kuman menempel.
“Sayangnya sebagian besar nasal spray yang ada di Indonesia bersifat kuratif saat gejala sudah ada. Tidak memproteksi dari udara kotor,” imbuh Estri.
Salah satu produk nasal spray yang memberikan perlindungan melawan udara kotor adalah Quixx Nasal Protection. Terbukti klinis mengurangi bersin, hidung berair dan tersumbat karena udara kotor, polusi dan debu.
“Bahan alaminya tidak menyebabkan kantuk, bekerja cepat dalam 2 menit melindungi hidung. Satu kali semprot bisa melindungi hindung 6-8 jam. Berbentuk bubuk, sehingga nyaman dipakai. Bubuk akan menjadi gel yang membangun lapisan pelindung di dalam hidung agar polusi tidak menempel,” kata Estri.
Ouixx Nasal Protection mengandung bubuk hypercellulose dan peppermint. Penelitian Aberg N, dkk, tahun 2013 membuktikan semprotan hidung mengandung bubuk cellulose efektif pada kasus rhinitis alergi yang disebabkan alergi serbuk sari.
Peneliti mencatat tingkat pengurangan gejala dalam penelitian ini sebanding dengan hasil penelitian steroid dan obat antihistamin oral. Artinya, efek nasal sray dengan bubuk cellulose sebanding dengan obat alergi (steroid atau antihistamin). Riset dipublikasikan di jurnal International Archives of Allergy and Immunology 2014.
Dalam adaptasi kenormalan baru nasal spray bisa bertindak sebagai perlindungan ekstra. Digunakan sebelum memakai masker.(jie)