Bromelain bersifat antikoagulan (antipenggumpalan). Bekerja memecah fibrin atau protein yang menyebabkan darah menggumpal. Pada uji klinis, bromelain diketahui dapat meredakan gejala angina (sakit/nyeri dada akibat sakit jantung) dan tromboflebitis (radang pada permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah).
Selain menipiskan gumpalan darah, bromelain menipiskan mukus (cairan tebal dan lengket, yang dilepaskan membran kulit dalam/mukosa seperti di lubang hidung, telinga dan daerah anus). Hal ini ditengarai mampu meredakan efek asma dan gejala bronkitis kronik. Menipisnya mukus di saluran bronkial, memudahkan napas penderita asma dan bronkitis. Penelitian ini dimuat di jurnal American Academy of Anti-Aging Medicine (2005).
Peneliti lain Metzig C, Grabowska E, dkk., memberikan bromelain pada platelet di cawan patri. Platelet adalah bagian dari sel darah yang membantu menyembuhkan luka dan mencegah perdarahan. Bromelain 10 mikrogram/mL dapat mencegah/mempengaruhi penggumpalan platelet. Bahkan dengan 0,1 mikrogram/mL, bromelain mampu mempengaruhi perlekatan dan pembentukan trombin (enzim yang berperan dalam pembekuan darah).
Percobaan lain menggunakan trombosis yang lebih sederhana pada tikus. Bromelain 60 mg/kg berat badan menghambat pembentukan trombus (gumpalan darah) dalam waktu tertentu. Dengan cara intravena (suntik), manfaat bromelain lebih terasa; 30 mg/kg berat badan mengurangi pembentukan trombus di arteri 13% dan 5% di pembuluh vena.
Penelitian pada manusia oleh Taussig dan Nieper (1979) serta Kelly (1996), membuktikan kemampuan bromelain mencegah angina pektoris (nyeri dada) dan serangan jantung. Juga dapat menipiskan tumpukan plak di pembuluh darah. Enzim pada buah nanas juga meningkatkan penyerapan oksigen dan nutrisi pada dinding pembuluh darah. (jie)