Obesitas merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Kelebihan berat badan dan obesitas erat dikaitkan dengan penyakit diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit kardiovaskular, stroke, dan beberapa kanker. Obesitas makin banyak dialami anak–anak.
Berdasar International Obesity Taskforce dan WHO, lebih 200 juta anak dengan kelebihan berat badan atau obesitas di dunia. Obesitas pada anak sering dihubungkan dengan masalah fisik dan mental, seperti masalah tulang dan otot, menstruasi, gangguan tidur, depresi, cemas dan diabetes (Stolzer, 2011). Anak dengan kelebihan berat badan/obes, cenderung obesitas saat dewasa.
Faktor yang dapat menyebabkan obesitas anak: genetik, gaya hidup dan lingkungan. Banyak penelitian tentang intervensi yang dapat dilakukan, untuk mencegah obesitas anak. Salah satunya adalah menyusui.
ASI (air susu ibu) merupakan makanan ideal untuk bayi, menyediakan energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Bayi baru lahir belum memiliki sistem kekebalan yang baik, ASI memiliki kandungan antibodi dari ibu yang dapat mengurangi risiko terjadinya infeksi bayi, infeksi sistem pencernaan dan pneumonia. Jimenez-Cruz (2010) dalam penelitiannya menyebutkan, pemberian ASI menurunkan kejadian kelebihan berat badan/obesitas anak, diabetes melitus, hipertensi. Anak juga memiliki IQ lebih tinggi, dibanding anak dengan susu formula.
ASI memiliki kalori dan nutrisi seperti gula, air, protein dan lemak dalam jumlah yang pas untuk bayi. Komponen dari ASI akan berubah seiring waktu dan perubahan pola makan ibu. ASI juga memiliki senyawa aktif seperti leptin dan ghrelin, yang dapat menstimulasi proliferasi dan perkembangan sel–sel lemak anak. (Ade Saputri, Mahasiswa FK UGM)