Memakai minyak kayu putih sehabis mandi, sepertinya sudah menjadi hal ‘wajib’ bagi anak-anak. Saat kedinginan, masuk angin, hidung tersumbat, atau gatal/sakit akibat gigitan serangga, minyak kayu putih dapat digunakan sebagai pertolongan pertama. Minyak beraroma khas ini mudah dijumpai di rumah gedongan maupun rumah sederhana di kampung.
Minyak kayu putih dibuat dari penyulingan daun dan ranting pohon Melaleuca leucadendron atau Cajuput dalam bahasa Melayu. Disebut kayu putih karena batang kayunya memang berwarna putih.
Kayu Putih masih ‘bersaudara’ dengan Ekaliptus, pohon khas Australia yang disenangi hewan lucu koala; keduanya merupakan kelompok Myrtaceae (jambu-jambuan). Seperti minyak yang berasal dari Ekaliptus, minyak kayu putih mengandung sineol, khususnya 1,8 sineol atau ekaliptol; karena berasal dari kayu putih, zat ini disebut juga kayuputol. Kandungan lainnya yakni terpinol, dipentene, limonene dan pinene.
Daun Kayu Putih bersifat pedas dan hangat, dengan kandungan sineol 50-65%. Memiliki efek sebagai peluruh keringat, pereda nyeri, antirematik, dan peluruh kentut. Secara umum, minyak gosok ini melebarkan pembuluh darah di kulit.
Darah di permukaan kulit akan mengalir lebih banyak sehingga timbul rasa hangat. Selain membantu meredakan gejala flu dan menghilangkan kembung dengan membantu pengeluaran gas dari tubuh, rasa hangat juga bersifat analgesik (meredakan nyeri); mulai nyeri perut hingga nyeri akibat terbentur atau rematik.
Patricia Davis, aromaterapis (ahli aromaterapi) dalam bukunya Aromatherapy: An A-Z, menyatakan bahwa Kayu Putih memiliki efek antibakteri dan membunuh bakteri penyebab infeksi. Literatur menyebutkan, minyak ini juga efektif melawan infeksi akibat jamur dan virus. Bisa digunakan sebagai pertolongan pertama, untuk mencegah infeksi tetanus pada luka akibat besi berkarat.
Sementara aromaterapis Julie Lawless dalam bukunya The Illustrated Encyclopedia of Essential Oils menulis, Kayu Putih bekerja sebagai ekspektoran (peluruh dahak); cara paling efektif yakni melarutkannya ke air panas agar uapnya bisa dihirup (inhalasi).
Minyak dari tanaman yang tumbuh liar di daerah Maluku ini, juga memiliki efek dekongestan sehingga membantu melegakan hidung dan tenggorokan, membantu meredakan batuk, radang dan infeksi saluran napas.
Gatal akibat gigitan nyamuk dan serangga lain, bisa diatasi. Yang menarik, aroma Kayu Putih dibenci nyamuk, sehingga efektif melindungi diri dan keluarga dari gigitan nyamuk. Caranya mudah, larutkan sedikit minyak ini ke dalam air, lalu semprotkan ke ruangan atau kamar-kamar.
Di Indonesia, minyak ini diklasifikasikan menjadi dua: mutu Utama (U) dan mutu Pertama (P), berdasarkan kadar sineolnya. Minyak Kayu Putih mutu U memiliki kadar sineol >55%, sedangkan mutu P kadar sineolnya kurang dari 55%. Standar kandungan sineol untuk SNI ditetapkan tidak boleh kurang dari 50% tidak lebih dari 65%. (nid)