Sakit maag (dyspepsia) merupakan suatu kumpulan gejala akibat gangguan pencernaan di saluran pencernaan bagian atas (kerongkongan, lambung dan usus dua belas jari).
Penderita kerap mengeluhkan nyeri, mual, muntah, kembung, begah, sendawa, rasa terbakar di ulu hati / dada, dan keluhan lain yang bermuara pada perut bagian atas.
Dijelaskan oleh dr. Hendra Nurjadin, SpPD-KGEH, dari RS. Pondok Indah – Puri Indah, Jakarta, sakit maag dipicu oleh pola makan tidak teratur, jenis makanan (pedas, asam, mengandung kafein) dan stres. Membuat produksi asam lambung bertambah, kemudian mengiritasi lambung.
“Yang juga perlu diwaspadai adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori, menyebabkan peradangan saluran cerna,” papar dr. Hendra, dalam seminar media bertema Gangguan Pencernaan, pada Jumat (28/3/2019) lalu.
H.pylori merupakan bakteri yang hidup di lambung; tahan terhadap asam lambung. Sakit maag akibat infeksi H.pylori akan memudahkan terjadi tukak lambung (ulkus peptikum).
Dikemudian hari – membutuhkan waktu tahunan – peradangan saluran cerna berpotensi menyebabkan kanker lambung, jika disertai faktor risiko seperti merokok, alkohol, dan riwayat kanker usus/lambung dalam keluarga.
Membedakan dengan maag biasa
“Bila maag terjadi terus-menerus, dikasih obat maag membaik tetapi tidak pernah benar-benar sembuh, dan tidak pernah bisa lepas obat, wajib diwaspadai jangan-jangan ada kuman H. pylori,” terang dr. Hendra.
Untuk menegakkan diagnosis, dilakukan pemeriksaan adanya urea dalam napas (urea breath test / UBT). “H.pylori memroduksi urea. Tesnya cukup sederhana,” urai dr. Hendra. “Diberikan tablet untuk mengikat urea dalam lambung yang akan dihisap darah untuk di bawa ke paru-paru. Itu nanti ditiupkan, jika positif (mengandung urea) berarti terjadi infeksi H.pylori.”
Dokter mungkin akan menyarankan melakukan pemeriksaan endoskopi saluran cerna untuk memastikan kondisi lambung. Apalagi jika maag yang diderita disertai dengan mual muntah yang tidak membaik dengan obat standar.
Juga disertai dengan muntah berdarah atau BAB dengan darah kehitaman (menandakan adanya pecah pembuluh darah di lambung), anemia dan penurunan berat badan bermaka tanpa sebab yang jelas dan kesulitan menelan. (jie)