Masker kain kini jadi bagian dari tren fesyen saat keluar rumah, untuk melindungi diri di tengah pandemi COVID-19. Beberapa musisi seperti Billie Eilish, Ariana Grande, dan Blackpink ikut meluncurkan masker kain, yang keuntungannya disumbangkan ke organisasi MusiCares. Kita pun bisa membuat masker kain sendiri. Tapi jangan salah. Ternyata perlu kombinasi dua kain untuk membuat masker kain ideal, yang bisa melindungi secara optimal. Ini berdasarkan penelitian yang dipublikasi di jurnal ilmiah American Chemical Society.
SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dikeluarkan melalui droplet atau percikan ludah/batuk saat orang yang terinfeksi COVID-19 batuk, bersin, atau berbicara. Nah, ada droplet berukuran sangat kecil, yang disebut aerosol. Inilah yang berada lama di udara, dan bisa melewati serat kain tertentu. Karenanya, masker kain ideal perlu dibuat dari kombinasi dua kain.
Masker kain ideal: kombinasi dua kain
Dalam penelitian ini, peneliti membuat partikel aerosol yang seukuran dengan droplet dari saluran napas, yakni diameter 10 nm to 6 μm. Selanjutnya, aerosol ini ditiupkan menggunakan kipas untuk melewati berbagai contoh kain. Kemudian, dinilailah kemampuan masing-masing kain, baik kain tunggal maupun kombinasi dengan kain jenis lain. Kain yang digunakan dalam percobaan yakni katun, sutra, sifon, flanel, berbagai kain sintetis, dan kombinasinya.
Berbagai kain yang digunakan secara tunggal (1 lapis) mampu menyaring partikel ukuran <300 nm hingga 5-80%, dan 5-95% untuk partikel >300 nm. Efisiensi penyaringan ini ternyata meningkat saat kain dikombinasi menjadi beberapa lapis. Kombinasi katun-sutra, katun-sifon, dan katun-flanel mencapai >80% untuk partikel <300 nm, dan >90% untuk partikel >300 nm.
Masker yang terbuat dari kombinasi selapis katun dengan tenunan ketat, dan dua lapis kain sifon poliester-spandeks mampu menyaring partikel aerosol hingga 80-99% (tergantung ukuran pastikelnya). Ini mendekati kemampuan masker N95 yang diperuntukkan bagi tenaga medis. Kain sifon poliester-spandeks biasa digunakan sebagai bahan untuk gaun.
Diduga, masker kombinasi dua kain lebih efektif menyaring partikel aerosol karena memiliki dua sistem penyaringan: mekanik dan elektrostatik. Bahan yang ditenun seperti katun, bekerja sebagai penghalang mekanik. Makin rapat tenunan kain, makin baik pula kemampuannya untuk menyaring. Adapun kain yang memiliki muatan statis seperti sifon dan sutra alami, bekerja sebagai penghalang elektrostatik.
Masker harus pas di wajah
Masker kain ideal tak cukup hanya mengandalkan kombinasi dua kain. Penelitian ini juga menemukan bahwa masker yang tidak pas bisa menurunkan efisiensi penyaringan hingga 60%. Sayang sekali kan. Yang pasti, masker harus menutupi hidung dan mulut hingga batas dagu. Pas di wajah, tapi tak terlalu ketat; masih menyisakan cukup ruang di sekitar hidung, agar kita bisa bernapas dengan nyaman. (nid)