Kalau Anda ke Eropa atau ke Timur Tengah, coba tanyakan kepada penduduk setempat, buah tropis apa yang menurut mereka menarik? Jawabannya: mangga. Mangga bentuknya berlekuk, kulit halus, bila dicium terasa semburat rasa manis.
Bila digigit terasa lembut dan lumer di lidah. Mereka menilai mangga sebagai “buah seksi”. Kebudayaan India bahkan mengidentikkan mangga dengan kesuburan. Daun mangga dipasang dalam ritual pernikahan di India, untuk memastikan pasangan baru tersebut mendapatkan banyak anak.
Di balik “keseksiannya”, mangga mengandung nutrisi yang menyehatkan. Menurut pakar nutrisi Emilia E.Achmadi MS, RD., mangga mengandung banyak mineral, zat besi, vitamin A dan C. “Agar saraf-saraf di otak dapat bekerja maksimal, perlu mineral yang cukup. Mangga bisa membantu daya ingat,” katanya.
Disebutkan, mangga kaya akan potassium yang salah satu fungsinya adalah membantu badan dan pikiran tetap prima. Di otak, potassium dibutuhkan sel otak untuk menghantarkan sinyal listrik.
Potassium dalam jumlah kecil terdapat dalam setiap sel otak (neuron). Kekurangan potassium akan menyebabkan respon otak melambat, layaknya orang yang habis minum alkohol (hangover). Juga mempengaruhi saraf sensorik dan motorik.
Kandungan lainnya adalah asam glutamin, yang pada banyak penelitian terbukti mampu meningkatkan daya ingat. Ibarat mobil yang menggunakan bahan bakar pertamax, tentu tarikannya lebih enteng dibandingkan yang menggunakan premium, karena pembakarannya lebih sempurna. Nah, asam glutamin ini berfungsi sebagai bahan bakar otak yang mengontrol kelebihan amonia (bersifat racun), yang terbentuk di tubuh akibat proses biokimia.
Asam glutamin merupakan olahan dari asam glutamat yang tersimpan di sinap, yang terletak di antara neuron. Sinap merupakan titik temu antarneuron. Neuron sendiri berfungsi menghantarkan impuls listrik, yang terbentuk akibat adanya stimulus.
Penulis buku “Health and Nutrition” Elson M. Hass, MD, menjelaskan, pesan berjalan melalui rangkaian sinap untuk bisa diterjemahkan. Dibutuhkan sambungan yang kuat sekaligus lentur, agar pesan dapat dihantarkan. Katanya, “Kuat tidaknya sambungan, diatur dengan pengeluaran asam glutamat.”
Penelitian menunjukkan, bentuk yang elastis sinap – disebut long-term potentiation (LPT) – berperan dalam memori jangka panjang. Studi di University of Tokyo, 2006, mendemonstrasikan bagaimana LTP terjadi saat ada reseptor asam glutamat di sinap. Para peneliti menyimpulkan, LTP penting untuk proses belajar dan mengingat.
Kata Emilia, khasiat buah tidak lepas dari warnanya. Warna merupakan kunci dari nutrisi yang terkandung dalam buah. Warna kuning-orange berarti kaya betakarotin. Yang unik dari mangga adalah kandungan asam gallic, yakni antioksidan kuat. Perhatikan, saat dibelah mangga tidak berubah kecokelatan seperti apel atau belimbing. Kini, asam gallic bahkan diteliti untuk dikembangkan menjadi obat kanker. (jie)