Biasanya kita tidak menyadari atau merasakan detakkan jantung. Pada penderita aritmia, atau gangguan irama jantung, jantung dapat berdetak terlalu kencang. Lakukan hal ini sebagai tindakan pertolongan pertama.
Salah satu tanda aritmia adalah berdebar dengan detakan yang terasa menumpuk atau berdenyut terlalu kencang. Penderita pun bisa merasakan detak jantungnya terasa lebih kuat, ada jeda, bahkan terasa sakit.
Normalnya jantung akan berdebar atau bedetak lebih kencang setelah kita melakukan aktivitas fisik sedang sampai berat, atau mengalami stres emosional. Namun jika ia berdebar di luar keadaan normal, bisa menjadi penanda anemia.
Anda dapat menormalkan detak jantung dengan duduk dengan posisi rileks, dan ambil mengatur napas. Atau, dengan cara lain seperti, “Minumlah segelas air es, segera diteguk habis. Air dingin dapat memperlambat detak jantung,” ungkap dr. Dicky Armein Hanafy, SpJP (K), FIHA, Ketua Indonesian Heart Rhythm Society (InaHRS), di Jakarta (24/1/2018).
Penyebab dan pencegahan
Penting untuk segera menormalkan kembali detak jantung Anda. Hal ini bertujuan untuk mencegah komplikasi berat aritmia, seperti stroke, gagal jantung yang berakhir dengan kematian.
Aritmia dapat mengenai semua rentang usia, mulai dari bayi sampai orang tua. Pada bayi atau anak-anak lebih banyak disebabkan karena kelainan jantung bawaan. Pada orang dewasa dan orang tua bisa dipicu oleh gangguan produksi hormon tiroid, penyakit diabetes, hipertensi dan penyakit jantung koroner.
Baca juga : Awas Kelelahan Berkepanjangan Tanda-Tanda Aritmia
Bisa juga disebabkan karena ketidakseimbangan elektrolit dalam darah, seperti kalium, natrium, kalsium dan magnesium, yang salah satu fungsinya mengatur konduksi impuls listrik jantung.
Penggunaan narkoba, konsumsi alkohol atau kafein berlebihan mampu mempengaruhi kinerja jantung, sehingga meningkatkan risiko terjadinya aritmia.
Obat-obatan tertentu, seperti obat batuk dan pilek ada yang mengandung zat stimulan pemicu jantung berdetak cepat. Ini juga faktor risiko aritmia. Sehingga penting untuk membaca aturan pakai dan efek samping obat sebelum Anda mengonsumsinya.
“Sedangkan untuk pencegahannya adalah dengan mengurangi faktor risiko di atas. Jika menderita diabetes, harus kontrol kadar gula. Demikian pula penderita hipertensi, kurangi asupan garam. Jika gara-gara terlalu sering ngopi jantung berdetak kencang, kurangi porsi kopi Anda,” tutur dr. Hanafy. (jie)