Warga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sedang berduka. Usai Lebaran, tepatnya mulai 18 Mei 2021, kasus positif Covid-19 di sini melonjak tajam. Sampai Kamis 27 Mei yang lalu, tercatat ada 783 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19. Sebanyak 261 pasien dilarikan ke rumah sakit, 522 orang lainnya menjalani isolasi mandiri. Pasien meninggal 17 orang dalam sehari.
“Ini angka harian meninggal tertinggi yang terkonfirmasi Covid-19. Dari 17 pasien yang meninggal, 11 dimakamkan kemarin. Selebihnya, 6 orang, dimakamkan hari ini,” ujar Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kudus, Budi Waluyo, kepada wartawan di sela-sela kegiatan di Mapolres Kudus, Kamis 27 Mei 2021.
Sebelumnya, angka kematian akibat Covid-19 hanya satu, dua, sampai empat orang/hari. Tahun 2020 angka kematian tertinggi sebanyak 12 kasus/hari. "Semoga saja tidak ada lonjakan lagi," ujar Budi. Untuk menekan penyebaran virus, mulai Rabu 26 Mei lalu, akses kendaraan dari luar ke Kudus ditutup, Penyekatan juga berlaku bagi para wisatawan.
Belum diketahui pasti, apa penyebab melonjaknya angka kasus dan angka kematian. Salah satu penyebabnya adalah, saat melakukan pertemuan atau silaturahmi, warga kurang mematuhi protokol kesehatan. Ditetapkannya Kudus masuk zona merah, membuat Bupati Kudus HM Sutopo mengambil langkah menutup tempat wisata yang diketahui melanggar protokol kesehatan (prokes).
Yang menarik perhatian, di Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, diketrahui ada 28 yang terpapar. Jalan utama ke Desa Loram Kulon, pun ditutup portal dan dipasang spanduk bertuliskan Lock down. Sekretaris Desa Loram Kulon, Yazidah, penutupan akses jalan utama bersifat sementara. "Kami hanya ingin mengingatkan, kita perlu tetap waspada dan disiplin mematuhi protokol kesehatan,” ujarnya.
Seorang warga Loram Kulon meninggal dunia, 17 dirawat di rumah sakit, dan selebihnya isolasi mandiri. Kepala Desa Loram Kulon termasuk yang isolasi mandiri, karena termasuk OTG (orang tanpa gejala). Semua pegawai pemerintah Desa Loram Kulon sudah tes swab, Alhanmdulillah, semua negatif.
Sejauh ini pihak berwenang di Kabupaen Kudus telah menyiapkan 7 rumah sakit rujukan. dengan 367 tempat tidur; termasuk 6 tempat tidur di ruang ICU. “Kamis 27 Mei yang lalu, 96,62 persen tempat tidur terisi pasien. Masih tersisa 6 tempat tidur di ruang perawatan dan 6 di ruang ICU," papar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Ismoyo.
RS rujukan Covid-19 yakni: RSUD Loekmono Hadi Kudus (138 tempat tidur, saat terisi penuh). Tempat tidur masih tersedia di RS Islam Sunan Kudus dan RS Mardi Rahayu Kudus; masing-masing 4 dan 2 tempat tidur. RS rujukan lainnya sudah penuh. RS Islam menyiapkan 50 tempat tidur isolasi (terisi 46 pasien), RS Mardi Rahayu Kudus 86 tempat tidur (terisi 84).
RS cadangan yaitu RS Kumala Siwi Mijen (24 tempat tidur, pasien yang dirawat 26 orang), RS Aisyiyah Kudus (45 tempat tidur terisi penuh). RS Kartika Husada menyiapkan 4 tempat tidur dan RS Nurussyifa 14 tempat tidur; sudah penuh pasien.
Sebagai antisipasi, Pemkab Kudus menyiapkan rumah sakit cadangan lain, dengan kapasitas 436 tempat tidur, tersebar di 7 lokasi. Di antaranya Hotel Graha Colo, rumah susun sederhana sewa (rusunawa), Balai Diklat Sonyawarih, Hotel King dan dan asrama Akademi Kebidanan (Akbid).
Sampai Kamis kemarin, jumlah pasien Cocid-19 di Kabupaten Kudus tercatat sebanyak 783 orang, 261 orang menjalani perawatan dan 522 orang isolasi mandiri. Sedangkan jumlah total kasus positif 6.893 orang. Dinyatakan sembuh 5.524, meninggal 586 orang. (sur)