menurunkan kolesterol tinggi saat pandemi covid-19

Kolesterol Naik Saat Pandemi, Apa yang Harus Dilakukan ?

Di tengah masa pandemi menjaga daya tahan tubuh tidak pernah menjadi sepenting ini. Konsumsi makanan bergizi dan olahraga adalah dua hal terkait untuk menjaga imunitas. Tetapi salah satu efek buruk bekerja #dirumahaja kurang memerhatikan makanan dan malas bergerak, akibatnya bobot tubuh bertambah dan kolesterolpun naik.  

Sayangnya, hiperkolesterolemia (kolesterol tinggi) kerap kali tidak bergejala, sehingga risiko kejadian fatal pun semakin meningkat. Adanya hubungan antara gangguan metabolisme lemak darah dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner dan stroke.

Maka itu, pemeriksaan komponen lemak darah atau profil lipid berkala sangat penting untuk dilakukan di masa pandemi ini. Komponen lemak darah akan diperiksa di laboratorium antara lain kolesterol total, kolesterol low-density lipoprotein (LDL, yang biasa disebut sebagai kolesterol “jahat”), kolesterol high density lipoprotein (HDL, biasa dikenal dengan kolesterol “baik”), serta trigliserida.

Gangguan metabolisme lemak darah ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL, trigliserida, serta penurunan kadar HDL.

Menurut dr. Franciscus Ari, SpPD, dari RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, Tangerang, gangguan metabolism lemak juga bisa disebabkan oleh penyakit seperti gangguan hormon tiroid, gangguan ginjal, diabetes atau faktor keturunan.

“Maka, jika Anda memiliki orangtua dan keluarga dengan kadar kolesterol yang tidak normal, sebaiknya ajak juga untuk memeriksakan kadar kolesterol darah secara berkala,” terang dr. Ari.

Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, dapat dilakukan dengan beberapa hal berikut ini:

  1. Aktivitas fisik atau olahraga. Disarankan mengikuti program latihan yang mencakup setidaknya 30 menit dalam 4 - 6 kali seminggu. Kegiatan yang disarankan meliputi jalan cepat, bersepeda statis, ataupun berenang.
  2. Terapi nutrisi medis. Anda disarankan mengonsumsi diet rendah kalori yang terdiri dari buah-buahan dan sayuran, biji-bijian, ikan, dan daging tanpa lemak.
  3. Berhenti merokok. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa merokok memiliki efek negatif pada kadar HDL dan rasio LDL/HDL. Berhenti merokok minimal 30 hari dapat meningkatkan kadar HDL secara signifikan.
  4. Mengurangi asupan alkohol. Mengurangi asupan alkohol dapat membantu menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan kadar HDL.

Tidak berlaku sama untuk setiap orang

Penentuan target dalam terapi memperbaiki lemak darah akan berbeda untuk tiap orang. Hal ini ditentukan oleh ada atau tidaknya faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah yang Anda miliki.

“Pada kelompok orang tertentu, perubahan gaya hidup mungkin saja cukup untuk memperbaiki kadar lemak darah. Sedangkan orang lain, diperlukan bantuan obat-obatan,” tambah dr. Ari.

Obat kolesterol akan disesuai dengan kondisi lemak darah Anda, karena masing-masing obat memiliki cara kerja berbeda. Sebagian besar obat kolesterol memiliki target pada penurunan kadar LDL, dan sebagian lain pada penurunan kadar trigliserida, dan peningkatan kadar HDL.

“Mulailah memeriksa kadar lemak darah, bila Anda sudah menginjak usia 40 tahun,” imbuh dr. Franciscus Ari. “Pemeriksaan juga mulai dapat dilakukan pada usia lebih muda, bila Anda memiliki faktor risiko penyakit darah tinggi, diabetes, obesitas, dan atau kebiasaan merokok.”

Pemeriksaan rutin diperlukan untuk memantau kadar lemak darah secara berkala, baik pada hasil kolesterol yang tinggi ataupun normal sekalipun. Pada gangguan metabolisme kolesterol membutuhkan pemeriksaan yang lebih sering, umumnya setiap dua sampai tiga bulan sekali. (jie)