Kismis Probiotik Nabati, Anti-oksidan dengan Nilai ORAC yang Tinggi | OTC Digest

Kismis Probiotik Nabati, Anti-oksidan dengan Nilai ORAC yang Tinggi

Antioksidan pada kismis mampu menghambat penyerapan kolesterol di usus besar. Maka, baik untuk mengonsumsi kismis, dimakan bersama roti tawar atau roti manis. Memesan eskrim atau yoghurt, kita sering ditanya: topping-nya apa? Kismis menjadi salah satu pilihan. Selain enak, kismis memiliki manfaat kesehatan yang baik.

Pada roti, kismis berfungsi sebagai pengawet alami yang dapat memperpanjang masa simpan, menambah rasa manis, serta memperbaiki tekstur penganan dari bahan gandum itu. Kismis juga  digunakan untuk meningkatkan aroma dan rasa manis pada pembuatan permen, cokelat, es krim, cakes, cookies, saus dan lain-lain. 

Kismis memiliki sejarah panjang. Penduduk Mesir kuno biasa meletakkan anggur di bawah sinar matahari agar kering; ini yang nantinya menjadi kismis. Kismis begitu dihargai, sampai-sampai pernah dijadikan mata uang di negara-negara Mediterania. Dua kendi kismsis pada jaman perbudakan di Romawi kuno, dapat ditukar dengan seorang budak.

Kismis atau raisin adalah buah anggur yang dikeringkan, sampai kadar airnya tinggal 15-18%. Sama seperti buah anggur segar, kismis merupakan sumber antioksidan; bahkan lebih tinggi. Nilai ORAC (Oxygen Radical Absorbance Capacity) kismis sebesar 2830. ORAC adalah metode pengukuran kapasitas antioksidan dan suplemen makanan yang berbeda. Makin tinggi angka ORAC, makin mampu bahan tersebut menangkal radikal bebas.

Zat handal yang berperan sebagai antioksidan pada kismis adalah quercetin dan rutin. Selain itu, kismis memiliki kandungan antioksidan berupa polifenolnya yang sangat tinggi. Pengeringan buah anggur segar menjadi kismis, meningkatkan aktivitas pembentuk polifenol melalui reaksi enzimatis.

Dibanding anggur, yang membuat kismis unggul adalah karbohidrat serupa serat yang disebut inulin. “Kismis pada dasarnya terdiri dari banyak molekul fruktosa (gula dalam buah) yang saling berhubungan,” papar Mary Ellen Camire, staf pengajar dari Departemen Ilmu Makanan dan Nutrisi Manusia di Maine University, AS. “Ada sesuatu dalam proses pengeringannya, yang mendorong gula menjadi inulin.”

Inulin merupakan makanan yang disukai bakteri baik (probiotik) di usus. Dengan kata lain, kismis adalah prebiotik. Kesehatan usus ditopang keseimbangan bakteri di dalamnya, di mana kompetisi selalu terjadi antara bakteri baik dan yang jahat. Bila bakteri baik cukup mendapat makanan (dalam hal ini lewat inulin), mereka dapat berkembang biak. Jumlah probiotik yang lebih banyak memungkinkannya menghalangi penempelan bakteri jahat ke dinding usus, yang dapat menyebabkan infeksi . Probiotik ikut berperan menjaga bakteri penyebab diare seperti E. coli dan Salmonella, agar tetap terkendali.

Setengah cangkir kismis California mengandung 1,5 gram inulin. Sejumlah penelitian membuktikan, inulin merupakan prebiotik yang baik, yang antara lain berfungsi meningkatkan efisiensi penyerapan kalsium dan mencegah osteoporosis. (jie)