Alam menyediakan berbagai macam tanaman yang bisa kita konsumsi. Seperti halnya pelangi, tanaman juga memiliki beragam warna. Di balik warna-warni tanaman terkandung antioksidan. Khususnya tanaman yang berwarna hijau, hitam dan ungu dikenal tinggi antioksidan.
Dalam dunia tumbuhan, tiap warna mengandung zat yang berbeda-beda. Tetapi ada peraturan dasar yang berlaku untuk semua tanaman : semakin gelap / pekat warna tanaman, semakin tinggi kandungan antioksidannya.
Hijau warna kehidupan
Hijau dikenal sebagai warna kehidupan. Tanaman hijau direkomendasikan oleh para ahli kesehatan sebagai sumber vitamin, mineral, serat dan zat kimiawi lainnya.
Kita mengenal klorofil atau zat hijau daun yang bermanfaat sebagai pembuang logam berat dalam darah jika dikonsumsi, sekaligus meningkatkan sirkulasi darah.
Misalnya di balik hijaunya daun Ashitaba (Angelica Keiskei) , terkandung dua senyawa spesifik yang disebut chalconoid (xanthoangelol dan 4-hydroxyderricin). Riset tahun 1991 oleh Y. Inamori, dari Osaka University, Jepang, menemukan chalconoid bersifat antibakterial kuat. Ia efektif melawan infeksi bakteri Straphylococcus dan Streptococcus.
Sesuai namanya, tanaman ini asli Jepang. Secara tradisional masyarakat setempat menggunakannya sebagai ramuan obat. Hingga riset yang dilakukan oleh Y. Inamori membawanya ke ‘naik kelas’ : bahwa kasiat obat yang dimiliki ashitaba telah terbukti ilmiah.
Riset lain dilakukan di China. Menurut Jing-Ping OY dari Medical College of Wuhan University, tanaman ini pun mampu melindungi sel endotel dari kerusakan. Sel endotel adalah sel yang melapisi pembuluh darah. Penemuan ini menyimpulkan ashitaba sebagai salah satu tanaman yang bersifat “pelindung jantung” karena bersifat antikolesterol efek (pada kasus hiperkolesterolemia).
Hitam bukan jahat
Kelompok warna lain yang jarang kita konsumsi adalah hitam. Mungkin karena citra ‘hitam’ erat hubungannya dengan hal negatif, kita enggan mengonsumsi tanaman berwarna hitam.
Black plum atau prem hitam adalah tanaman tergolong sebagai super fruit atau buah-buahan yang memiliki nutrisi berlimpah. Dalam tes ORAC (tes yang mengukur kandungan antioksidan tanaman) didapatkan nilai 949; sebagai pembanding buah jeruk nilai ORAC-nya 750 dan kiwi 602.
Bahkan pada plum kering skornya tertinggi, yakni 5770. Khasiat antioksidan tersebut berasal dari pigmen warna hitam-ungunya.
Bukan tanpa alasan ia mendapatkan skor ORAC (oxygen radical absorbance capacity) tinggi, selain tinggi vitamin C, plum dikenal mampu meningkatkan penyerapan zat besi (Fe) ke dalam tubuh. Ini sangat bermanfaat bagi anak-anak, yang notabene banyak kekurangan Fe dalam masa tumbuh kembangnya.
Ungu menetralkan lebih banyak radikal bebas
Untuk warna lain, ada ungunya rosella (hisbiscus sabdariffa L). Mirip dengan black plum, pigmen warna tanamanan biru-ungu cenderung memiliki nilai antioksidan tinggi. Dalam tes ORAC di Tufts University, makanan warna – warna biru-ungu menetralkan lebih banyak radikal bebas dibanding makanan lainnya.
Rosella ungu pun tergolong paling unggul dibanding rosella lainnya. Mengandung kalsium, vitamin C, D, B1, B2, magnesium, omega-3, betakarotene dan 18 asam amino esensial tubuh. Kandungan vitamin C –nya 3 kali lipat lebih banyak dari anggur dan 9 kali lipat dari jeruk.
Sayangnya tanaman-tanaman ini tergolong ‘langka’ di Indonesia, padahal jika dikonsumsi sejak kanak-kanak sangat bermanfaat meningkatkan kekebalan dan metabolisme tubuh. (jie)